Selasa, 19 September 2017

Game Level 4 #day10

Kalau tidak kotor tidak belajar. Sepertinya moto tersebut betul banget. Kalau tidak berantakan ya tidak belajar. Messy is fun. Setiap anak itu senang mengeksplorasi sesuatu terutama sesuatu yang baru baginya.

Masa kanak-kanak hanya sekali dan tidak akan terulang kembali. Jadi biarkanlah mereka memuaskan hasrat keingintahuannya dengan "mengacak" semua benda2 yang ada disekitarnya. Kita orang tua hanya perlu1 meningkatkan sedikit kesabaran kita untuk melihat rumah yang tidak rapi tersebut dan menambah energi ekstra untuk merapikannya. Rumah yang berantakan bearti ada proses belajar mengajar yang terjadi di dalamnya.

#GameLevel4
#day10
#kuliahbunsayiip

Game Level 4 #day9

Akhir-akhir ini saya perhatikan anak-anak itu ternyata sudah bisa punya cara belajar sendiri. Kalau kima lagi senang-senangnya bertanya "ini apa?" "Itu siapa" "dia dimana?" Nanya berulang-ulang sampai dia puas.  Nah kalau abang karena lagi difokuskan untuk lancar membaca. Dia juga termotivasi sendiri untuk meningkatkan kemampuannya. Abang suka baca teks yang muncul di TV, berntanya jika ada kesulitan. Terus juga mengeja kalimat-kalimat yang dia temukan dibaju, jalan dan sebagainya. Buat abang hal seperti ini membuatnya lebih nyaman dalam belajar dibanding disuruh untuk duduk sambil baca buku paket sekolahnya 😅

#GameLevel4
#day9
#kuliahbunsayiip
#Gayabelajaranak

Game Level 4 #day8

Konsen utama saya masih seputaran target abang lancar membaca. Dari sekian cara yang dicoba Bermain flash card adalah cara yang paling menarik baginya. Tenryata ya lima juga senang, api dia lebih tertarik untuk bertanya (memposisikan dirinya sebagai guru 😀). Dia sangat semangat menunjukkan flash card dan bertanya itu apa.

Untuk kata2 yang tercantum di flash card yang saya beli tsb masih sederhana dan rayuan sudah lancar semua. Nah,akhirnya umi berkreasi dengan membuat flash card baru. Ukurannya dibuat sama pun warna tulisannya sama yaitu merah.  Kosa kata yang dimasukkan umi saring dari kata-kata yang sering muncul dalam buku paket sekolahnya, terutama kata kerja. Nah memang gala tersulit abang dalam mengeja kata yang ada awalan dan akhirannya mis: meng-, mem-, ber-, dkk. Terseleksi lupa klo sudah ketemu "ng" dan "nya".

Setelah itu untuk membuat lebih menarik kami main sambung kata, jadi flashcard yg kata kerja disambung dengan kata benda. Abang sangat senang kalo sudah begini. Memang semuanya harus serba pelan2 kalo sudah berurusan dengan membaca, PR banget bagi saya agar membuat abang tetap semangat belajar membacanya jangan sampai ngambek. Maklum dia orangnya moody banget. Tapi kalau belajar hitung2a dia tanpa disuruh akan melahap semua soal dengan anteng😊😊

#GameLevel4
#kuliahbunsayiip
#day8
#Gaya belajaranak

Senin, 18 September 2017

Game Level 4 # day7

Setiap anak belajar sesuai fitrahnya. Itu pun saya amati pada fayyad dan hakimad Di Usia yang menginjak 6 tahun fayyad sudah paham tentang hakikat Allah, Allah tempat berlindung, meminta dan memohon ampunan. Di usianya sekarang sudah mengerti shalat lima waktu. Jika ingin sesuatu berdo'a untuk dimudahkan, misalnya: mohon kesembuhan saat sakit. Walaupun belum bisa bacaan shalat setidaknya sudah mengerti shalat lima waktu. Semua itu butuh proses.

Hakima yang usianya bulan depan menginjak 2 tahun juga suka ikut-ikutan shalat. Kalau sudah dengar suara azan maka dengan spontan dia akan menyuruh abang dan abinya ke masjid, sementara dia juga langsung minta diantar ke kamar mandi wudhu.

Menyenangkan ternyata melihat anak-anak belajar sesuai fitrahnya. Tugas kita sebagai orang tua memfasilitasi agar berkembang dengan baik dan sesuai.

#GameLevel4
#day7
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Sabtu, 16 September 2017

Game Level 4 #day6

Fayyad memang sudah fix punya gaya belajar kinestetik. Tapi, bukan sesuatu yang tidak mungkin suatu saat pasti berubah seiring tuntutan hidup (yaelah berat banget bahasanya wkwk).

Duduk di kelas 1 SDIT menuntut abang juga harus agak lebih serius dalam belajar. Sebenarnya tidak ada suatu keharusan sudah lancar membaca disekolah abang. Malah mereka lebih menekankan pada literasi. Jadi setiap anak dimotivasi dengan rajin membaca lewat fasilitas perpustakaan. Sejauh1 ini abang rajin pinjam buku. Selesai balikin dan lanjut pinjam buku lain. Abang semangat untuk hal yang satu ini meskipun dirumah buku itu dibaca bareng sama umi. Pesan yang mungkin ingin disampaikan oleh guru2 adalah dengan rajin membaca buku akan mempermudah untuk lancar membaca.  Ya mesti bersabar memang, dimana anak kinestetik lebih tertarik dalam hal2 yang berkaitan dengan motorik kasar dibandingkan motorik halusnya.

#GameLevel4
#day6
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Jumat, 15 September 2017

Game Level 4 #day5

Hakima paling senang kegiatan outdoor.Hal sederhana yang hampir dilakukan setiap hari adalah bermain ditaman dekat rumah. Hakima bisa betah main ayunan disana 1 jam lebih.  Nah kesempatan ini jadi kesempatan bagus untuk belajar sambil bermain.

Anak seusianya paling senang diajak bernyanyi. Klo lagi main diluar gini saya bisa satu album lebih nyanyinya😉😉 Agar lebih bermakna kadang saya juga secara spontan menggubah lagu2 dan memasukkan pesan2 yang ingin saya sampaikan. Biasanya penanaman  nilai2 aqidah dan akhlak. Pokoknya jadi ibu memang harus kreatif dan PD.

#day5
#Gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip

Rabu, 13 September 2017

Game level 4 #day4

Bagi anak kinestetik duduk manis menulis adalah hal yang membosankan. Terbukti pada abang fayyad. Dari semua kegiatan belajar menulis adalah hal yang paling sulit baginya. Menulis sebuah kalimat singkat saja butuh waktu yang cukup lama karena banyak iklannya. Sambil garuk-garuk lah, bolak-balik buku dan sejenisnya. Makanya jangan ditanya soal bentuk tulisan yang dihasilkannya hehehe

Untuk mensiasati kebosanan dalam menulis, biasanya harus lihat mood abang.menulis apa yang dia inginkan dan menggunakan media apa saja yang dia suka, seperti malam ini abang nulis di lantai dengan kesepakatan setelah itu abang pel lantainya sampai bersih. Anak senang ibu pun tenang 😎

#gamelevel4
#gayabelajaranak
#day4
#kuliahbunsayiip

Selasa, 12 September 2017

Game Level 4 #day3

Hakima lagi senang2nya minta dibacain buku. Sebelum tidur dia akan mengambil satu buku untuk dibacain. Pas umi diminta bacain dia lebih tertarik untuk bertanya siapa / apa gambar yang ada di buku. Jadi kalau diperhatikan kima tidak terlalu betah mendengarkan cerita dari awal sampai akhir. Dia pasti akan menyela dengan pertanyaan. Kima paling senang jika bukunya bergambar, kalau hanya cerita biasa ga tertarik.

Sepertinya memang masih senang nya anak usia batita dengan gaya belajar visual dan kinestetik. Kinestetik disini juga sejalan dengan masa perkembangan motorik halusnya.

#GameLevel4
#day4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip

Jumat, 08 September 2017

Game Level 4 #day2

Sepulang kantor bibi laporan abang badannya panas, abang lagi lemas tiduran depan TV. Memang hari ini rencana mau ajak abang ke dokter karena semalam abang ngeluh tenggorokannya sakit dan sudah beberapa hari ini batuk.

Selepas maghrib kami pergi ke dokter, selama perjalanan biar hakima ga bosan saya kasih aktivitas ringan sambil mengamati gaya belajarnya. Kima minta ngaji, saya bacakanlah surat al fatihah. Baru setengah kima sudah motong, bilang mau baca. Yah umi ga bawa buku😅

Kalau diperhatikan,saat diperdengarkan suara musik atau tilawah.kima cepat bosen, makanya ga oernah anteng dengerin boneka hafidz. Adanya malah dibanting2 sampai rusak 😢 Tapi kalau mendengrakan suara sambil dia juga melihat aksinya (menonton) dia terlihat lebih betah dan semangat dengan ikutan joget2 (jika lihat dance). Jadi sejauh pengamatan saya sampai saat ini, kima lebuh cenderung kinestetil dan visual karena dia senang banget ngaca di cermin sambil buat mimik2 wajah lucu 😊

#GameLevel4
#day2
#kuliahbunsayiip
#gayabelajaranak

Kamis, 07 September 2017

Game level 4 #day1


Setoran foto dulu ya utk hari pertama ini. Aktivitas membaca.

#day1
#gamelevel4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayiip

Jumat, 01 September 2017

Aliran Rasa Game Level 3

Membuat sebuah project itu butuh kesungguhan dan komitmen, bahkan untuk skala sederhana seperti project bermain bersama dengan anak. Beberapa kali gagal melaksanakan project dengan maksimal karena komitmen saya sendiri yang kurang. Akibatnya anak-anak pun tidak sepenuh hati mengerjakannya. Apabila sudah sungguh-sungguh anak2 pun jadi semangat untuk melaksanakan. Hasilnya pun maksimla bahkan feedbacknya jadi bagus. Mereka tertarik untuk melakukan pengulangan

#Aliranrasa
#GameLevel3
#myfamilymyteam

Rabu, 23 Agustus 2017

Meriahnya Tujuh belasan di Komplek ku

Day 10

acara Tujuh belasan atau peringatan hari kemerdekaan RI setiap tanggal 17 agustus tidak kalah semaraknya dibanding menyambut Lebaran. Kalau dikomplek kami mungkin paling meriah acara 17an ini dibandingkan lebaran, mengingat sebagian besar warganya adalah perantau, jadi pas lebaran malah komplek jadi sepi. Acara 17an ini paling ditunggu-tungu oleh anak-anak karena akan banyak perlombaan tentunya dnegan segembol hadiah hehehe

Tahun ini adalah tahun kedua abang secara serius mempersiapkan diri untuk ikut lomba. Tahun-tahun sebelumnya hanya jadi anak bawang saja a.k.a peserta penggembira. Banyak sekali perlombaan yang diadakan tahun ini, beberapa ada yang baru. Setiap perlombaan tentunya ada nilai edukasi bagi anak-anak. Tahun lalu yang menarik buat saya adalah lomba puzzle. tim panitia juga melihat faktor usia anak-anak yang ikut. Mereka sangat antusia dan tentu saja in sangat bernilai edukatif. Nah tahun ini ada lomba sepeda lambat. Kenapa sepeda lambat?? Mungkin secara tidak langsung panitia dimna disini dikomandani langsung oleh Pak RT ingin memberikan nasihat kepada nak-anak agar bersepeda dengan bernar dan hati. Karena memang usianya lagi pada senang-senangnya main sepeda yang tidak jarang mereka kadang sering kebut-kebutan.

Rencana awal abang ingin ikut lomba makan kerupuk, sepeda lambat, bawa kelereng, balap karung dan menangkap ikan. Namun lomba makan kerupuk tidak jadi ikut, karena saat perlombaan dimulai abang harus nemenin umi pergi kondangan dulu. Hal diluar rencana, karena umi juga malu pergi kondangan sendiri apalgi kondangan kali ini mewakili atas nama abi yang tidak bisa hadir karena lagi ada tugas kantor. Abang sempat protes tapi umi sudah buat perjanjian kalau kita kondangannya sebentar. Alhamdulillah perjlanan lancar dan abang hanya ketinggalan 2 permainan saja.

Jadi abang hanya ikut lomba bawa kelereng, balap karung dan menangkap ikan. Sepeda lambat gak jadi, entah kenapa abang jadi ga mau ikut. Nah yang paling berkesan tahun ini ternyata hakima juga ikut berpatisipasi. Saat dibilang ada lomba, balita ini semangat sekali. dia ternyata benar-benar serius ingin ikut, terbukti saat kumpul di lapangan kima mampu mengikuti instruksi panitia dengan baik. Jadilah hakima sebagai peserta terkecil tahun ini. Perlombaan yang diikuti oleh hakima cuma dua yaitu bawa kelereng dengan sendok dan menangkap ikan. kalau hasil jangan ditanya..pasti kalah tapi yang lebih penting hakima belajar banyak terutam tentang bersosialisasi dan kemampuan menerima instruksi dari orang lain dengan baik. Abang juga tahun ini belum rejeki menang, balap karung cuma sampai masuk final. setidaknya ada peningkatan dari tahun lalu hehehe

#day10
#myfamilymyteam
#GameLevel3
#KuliahBunsayIIP

NB: Foto2 menyusul, belum ditransfer

Pasir Kinetik Lagi??

day 9

Setelah beberapa hari yang lalu praktek membuat pasir kinetik, abang rupanya sangat tertarik dengan mainan ini. Dia merajuk untuk dibuatkan lagi pasir kinetik. Berhubung sudah pernah dipraktekkan umi tawarkan lah ke abang, bagaimana kalu dibuat sendiri. Yup...bisa dikatakan untuk melihat feedback dari project yang telah dilakukan sebelumnya. Apakah abang benar-benar sudah paham atau belum. Baiklah abang sepakat untuk mencobanya sendiri. Dia sebutkan satu per satu bahan-bahan yang diperlukan. umi diminta untuk mengoreksi jika ada yang salah/ Alhamdulilah benar semua. Abang mulai meracik adonan pasir kinetik.

Nha kali ini disamping belajar membuat pasir kinteik sendiri, abang juga melakukan eksperimen sederhana yaitu mencampur warna. Abang mencampur warna coklat dengan biru. Ayo warna apa yang terbentuk? Karena kuantitas pewarna coklat lebih dominan dari pada biru, warna yang terbntuk mendekati warna hijau lumut tua mendekati hitam. entahlah umi juga bingung mendeskripsikan warna apa itu sebenarnya .

#GameLevel3
#myfamilymyteam
#Day9
#Kuliahbunsayiip

Minggu, 20 Agustus 2017

Masak Bakso

Day 8
Bertepatan dengan HUT RI ke 72 kami untuk pertama kalinya membuat bakso di rumah (apa hubungannya ??? hehehe). Membuat bakso ini terinspirasi saat dikasih bakso gratis oleh tetangga, dan ternyata membuat bakso kuah itu sangat simpel sekali bahakan lebih simpel dari buat sop. Baksonya tentu saja beli yang sudah jadi mengingangat efisien dan efektifitas waktu yang diperlukan hehehe. Masak bakso kali ini cukup simpel dan seru karena semua anak-anak turun ke dapur. Abang bantuin belah-belah baksonya, hakima bantuin makan bakso mentahnya wkwkwk, ya setidaknya hakima bantu untuk bersikap kooperatif selma umi masak di dapur.

Alhamdulillah untuk pertama kalinya masak bakso ini bisa dibilang berhasil, karena semua bilang enak dan anak-anak pun pada nambah makannya. Abi yang lagi kerja pun cukup dibuat ngiler liat foto bakso yang umi kirim. Sesampai di rumah dia langsung khusyu' makan bakso di dapur :-). Berikut resep bakso kuah ala saya, yang saya simpulkan dari berbagai sumber: Bahan: 1 bungkus bakso SB premium (yang ada gambar kepala banteng) 1/2 kg Iga Bumbu halus bawang putih dan bawang merah yang digoreng terlebih dahulu 1 biji pala 1 bks merica Pelengkap bihun jagung secukupnya cesin secukupnya (beli 2000 di pasar dapat buanyaak banget, ga habis) daun bawang seledri bawang goreng Cara membuat: 1. Blansir tulang Iga dengan air secukupnya 2. Cuci tulang iga, ganti airnya dan rebus kembali sampai empuk. Kurleb 1 jam 3. Masukkan bumbu halus dan bakso, tambhakan garam dan koreksi rasa 4. Sususn bahan pelengkap dalam bakso dan bakso pun siap dinikmati


#day8
#GameLevel3
#kuliahbunsayiip
#myfamilymyteam

Jumat, 18 Agustus 2017

Membuat pasir kinetik

Day 7 Setelah sukses bermain doh, ya meskipun yang paling semangat main abang kami melanjutkan ke project berikutnya yaitu membuat pasir kinetik. Setelah mencari-cari resepnyang paling sederhana dan aman kami siapkanlah bahan-bahannya. Dari resep yang kami temukan ada dua jenis pasor, ada yang dibuat langsung dari pasir asli atau dari garam. Kami memilih bahan dasar garam, setidaknya masih sedikit aman jika yerlewat dari pengawasan saat kima masukin ke mulutnya. Bayi besar ini masih dalam fase masukin apa2 ke mulut, apalagi dia sangat doyan makan. Kemaren adonan doh aja dikira kue coklat udah disendokin aja sama dia ke mulut 😅. Berikut resep pasir kinetik: 5 sdm garam dapur 1,5 sdm tepung maizena 2 sdm sabun cuci piring Air secukupnya (jika diperlukan) Pewarna makanan Cara membuat: Campurkan garam dan tepung dan aduk rata. Kemudian tambahkan sabun cuci piring dan aor secukupnya. Aduk sampai benar2 rata semua dan tekstur seperti pasir tambahkan pewarna. Adonan alan sedikot lembek jadi perlu dikeringkan 2-3 jam. Fayyad sangat senang sekali bermain ini, kima juga senang tapi dia lebih tertarik buat memakannya dari pada main. Jangaaan ya dek karena ada sabunnya 😑. Agak sedikit koreksi kemaren airnya terlalu banyak, jadi lebih lama keringnya. Apalagi garam semakin lama bercampur air bisa larut. Sebaiknya bisa dicoba tanpa menggunakan air.
#day7 #GameLevel3 #myteammyfamily #kuliahbunsayiip

Kamis, 17 Agustus 2017

Belajar bersama?

#day6 Belajar dari kegagalan sebelumnya, ada satu lagi poin yang harus saya perhatikan dalam pelaksanaan fampro. Waktu yang kami miliki untuk berkegiatan saat weekdays sangat singkat. Bangun tidur saya sudah melakukan rutinitas di dapur dan mempersiapkan keperluan seko ah abang. Abang setiap hari bangun jam 5.30, siap2 sekolah dan jam 6.30 sudah berangkat sekolah. Kima biasanya jam 6 atau 6.30 baru bangun, tapi lebih sering jam 7. Jam segitu saya pun harus siap2 berangkat kantor. Pulang dari kantor sampai rumah sekitar jam 5batau 5.30 sore. Jam tersebut jadwalnya anak2 main di taman sampai sebelum maghrib. Nah setelah maghrib adalah jadwal quality time. Mungkin ini bisa saya sebut sebagi fampro??? Kegiatannya abang sama umi tilawah setelah shalat maghrib dilanjutkan belajar. Sedangkan kima juga sering ikut2an belajar ala dia, biasanya baca buku sama abi atau coret2 di buku tulis. Kegiatan ini paing lama setengah jam. Dari jam 19.30 -20.00 anak2 punya free time, kalau abang biasanya main lego atau screentime. Kima biasanya screentime atau main apa saja sama umi sesuka dia. Setelah itu anak2 masuk kamar persiapan tidur. Jadi agak sulit buat melakukan kegiatan yang spesifik,terganyung mood anak2. Kalau mereka lagi mood biasanya pas umi nyampe rumah langsung nagiha seperti buat play doh kemaren. Jadi mereka yang dengan ikhlas mengubah jadwal main diluar dengan aktivitas di rumah. Dan tentunya juga bergantung mood umi karena masih trimester 1 😩😧 #DAY6 #MYFAMILYMYTEAM #GAMELEVEL3

Senin, 14 Agustus 2017

Dilema Pewarna

Saat jam kantor usai, satu hal yang umi ingat sepanjang jalan adalah " jangan lupa beli pewarna". Malam ini rencananya mau mengulang lagi membuat play doh sesuai warna permintaan abang yaitu merah dan biru sekalian mau mencoba modifikasi resep play doh yang telah dicoba agar hasil play dohnya lebih oke. Sesampai di toko langganan beli bahanbahan kue, ternyata pewarnanya kosong hiks.. gagal lagi deh buat play dohnya. Family Project pertama ini ternyata tidak berjalan mulus sebagaiman mestinya, banyak sekali rintangannya, Namun dosetiap kegagalan pasti ada hikmah yang dapat dipetik. Apa saja hikmah dari kegagalan fampro play doh ini?? 1. Persiapan yang kurang matang. Dalam suatu project tahap perencanaan dan persiapan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan project tersebut. Dari fampro yang sederhana ini jadi belajar bagaimana cara mempersiapkan sesuatu secara matang. Sebelum memulai fampro ini sebebarnya sudah melakukan diskusi dengan anak-anak cuma tidak detail menjelaskan, dimana bahan-bahan akan dibeli. terus kalo ternyata di tempat itu tidak ada, mau beli dimana atau alternatif lainnya apa? Jadi ketika suatu rencana gagal terlaksana anak tidak kecewa karena diawal sudah diberikan gambarannya. 2. Keseriusan Fampro ini sebenarnya adalah fun project, dimana dilakuakn dengan sederhana dan sambil bermain. Namun, bukan bearti dalam pelaksanaannya juga main-main maksudnya tetap saja ini sesuatu serius yang harus dilakukan ileh semua anggota yang terlibat. Jadi tujuan dari pelaksanaan fampro ini tercapai. Abang paham arti tanggung jawab setelah project ini berakhir dan adek bisa lebih megasah dan punya rasa berbagi setelah fampro ini usai. 3. Konsisten Poin ini mungkin khusus buat evaluasi umi, yang masih belum konsisten dalam menjalankan rencana. Konsistensi dan disiplin hal wajib yang harus dilatih jika ingin sukses dalam suatu tim. Jika memang sudah direncakan untuk pergi beli pewarna harusnya langsung eksekusi jangan ditunda-tunda. Berjuang melawan rintangan (red: mual-mual hehehe) demi kebahagiaan bersama. Secara keseuruhan anak-anak sangat antusias dan tertarik dengan fampro kali ini terbukti di hari kedua paly doh abang masih asyik main playdoh nya saking asyiknya sebagian dibuang-buangin sama dia wkwkwkwkhikshiks... kalau kima sepertiny masih belum tertarik betul, malah dia mengira play doh itu makanan. disendokin sama dia dan dimasukin mulut ups...ups.. tujuan untuk melatih otot-otot jarinya belum tercapai. Jadi terpikir untuk next projeck membuat pasir kinetik. mudah-mudahan sukses. #day5 #GameLevel3 #KuliahBusayIIP

Minggu, 13 Agustus 2017

Membuat Play Doh (2)

Bangun tidur abang sudah nagih : Mi, ntar kalau matahari sudah terbit semuanya (red: terang) kita beli pewarna ya. Oke abang baiklah, nanti setelah potong rambut kita beli pewarna.Qadarullah ternyata toko yang jual bahan kue dekat barber shop tutup. Rencananya mau beli nanti pas beli kue. Nah, karena udah repot umi jadi lupa dan dikira umi abang pun lupa. Ternyata setelah bangun tidur siang abang nangis karena belum jadi juga beli pewarna. Akhirnya umi ngulik2 kulkas ketemulah pasta coklat. Lalu abang dibujuk buat play dohnya warna coklat saja. Abang setuju dan jadilah kita ke dapur untuk beraksi. Abang yang nyiapin dan nakar semua bahannya. Umi bantu aduk2 diatas kompor. Nah inilah hasilnya. #day4 #myfamilymyteam #gamelevel3

Sabtu, 12 Agustus 2017

Pasang Bendera

Rencana membut play doh hari ini lagi-lagi gagal. Kali ini umi yang jadi penyebab kegagalannya karena belum jado juga beli pewarna.Hari ini umi tepar sehabis nganter abang ke sekollah ditambaha kima lagi rewel banget karena lagi masuk angin. Jadilah fokus umi kesitu. Namun hari ini abang dan abi melaksanakan kegiatan yang tertunda terus padahal sudah direncanakan jauh2 hari yaitu memasang bendera di depan rumah dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tahun memang abang dan abi yang paling semangat dalam melaksanakan kegiatan ini. Bagi abang 17 agustus itu sama kaya lebaran, meriah karena sekomplek akan dihiasi dengan umbul2 dan pastinya yang ditunggu-tunggu ikut lomba 17an
#day3 #gamelevel3 #kuliahbunsayiip

Jumat, 11 Agustus 2017

DIY Play Doh

Hari ini sepulang umi dari kantor rencananya kami akan melaksanakan kegiatan yang sudah dibicarakan hari kemaren yaitu buat play doh. Bagi abang buat play doh ini bukan hal baru, sudah sering banget bikin malah dia juga sudah sangat hafal bahan-bahannya apa saja dan cara membuatnya. Namun kali ini rencananya mau buat dengan resep yg berbeda biar dough yng dihasilkan lebih tahan lama. Berikut resepnya: Bahan: Tepung terigu kurleb 1 gelas Minyak goreng sesendok Garam sejumput Air secukupnya Pewarna makanan Cara membuat: Campus semua bahan dalam panci, nyaakan kompordan aduk-aduk sampai adonan kalis. Matikan kompor biarkan dingin dan kasih pewarna. Begitulah rencanya yang ternyata tidak dapat terlaksana hari ini karena pas tadi umi pulang abang sudah tertidur lelap sampai sekarang belum bangun. Umi juga ga tega membangunkannya sepertinya capek banget tadi disekolah karena kebetulan hari ini jadwal olahraga disekolah dan market day, ditambah lagu perjalan yang macet karena ada perbaikan jalan. Terussmalasan kedua, akrena gadis kecil yang baru mau dua tahun sudah ngerti main hiks..hiks. Jadi tadi pas umi nyampe rumah dia sudah siap2 dengan gembolannya mau pergi main ke rumah bibi. Ksta bibi udah dari 3 hari kemaren pengen ikut ke rumah bibi, dan tadi dia sendiri yang masukin barang2nya le tas yg akan dibawa ke rumah bibi. Jam segini belum dianterin lagi sama bibi, jadilah umi kesepian karena abi pun belum pulang🐜🐜 krik..krik.... #day2 #myfamilymyteam #GameLevel3 #kuliahbunsayiip

Kamis, 10 Agustus 2017

Menyusun lego

Salah satu cara merangsang kecerdasan anak adalah lewat permainan. Lego adalah salah satu permainan yang mengasah motorik anak. Dan lego ini menjadi salah satu permainan favorit abang. Lego yang disusun kali ini adalah hadiah ulang tahun abang yang ke-6. Temtu saja yg jadi pimpro kali ini adalah abang dan abi sebagai partner. Ummi dan kima sebagai pembantu umum wkwkwk maksudnya tukang bantuin masukin atau ngelepas lego. Kalau kima kadang juga bertindak sebagai tim sibuk (red:ngerecokin).
Selain melatih kecerdasan, bagi saya bermain lego itu dapat melatih kesabaran jujur saja kalao saya sendiri ga bisa tuh main lego, ga sabat nyusun kepingan2 kecil yang jumlahnya ratusan itu jadi sebuah bentuk sesuai petunjuk 😅😅✌

#day1
#GameLevel3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayiip

Selasa, 01 Agustus 2017

Tantangan hari ke-6 #kemandirian

Hari keenam ini saya mau mereview lagi apa saja yang sudah dilakukan 5 hari belakang. Dari beberapa rutinitas yang sudah dilakukan anak-anak. Alhamdulillah sejauh ini yang berjalan konsisten makan sendiri termasuk kima. Setidaknya saat saya berda di rumah, karena saat ngantor bibi masih nyuapin kima dengan alasan biar cepat dan rapih.

Hal kedua yang saya cermati, abang jauh jadi lebih bijak dan bersabar dalam menghadapi adeknya. Meskipun iseng dan kadang adeknya juga suka cengeng. sekarang abang tidak langsung marah dan ngambek. Dia sudah tau kalau adeknya cuma merajuk. hohoho cepat sekali kamu tumbuh besar nak. Ntar lagi jangan2 rumah jadi sepi karena tiba-tiba kalian sudah besar dan punya kesibukan sendiri (emak jadi melow hiks..hiks),

Nah PR untuk saya hari selanjutnya adalah toilet training untuk hakima daaan buat abanag bagaimana supaya tidak ngompol lagi. Sesekali abang masih ngompol biasanya dipicu karena minum teh manis yang selalu diturutin sama bibi. PR juga nih buat bibi.

#kuliahbunsayiip
#day6
#GameLevel2
#kemandirian

Sabtu, 29 Juli 2017

Menjaga adik

Day#5

Persoalan makan sendiri bearti sudah tuntas. Abang sudah terbiasa makan sendiri bahkan kima pun juga jadi ikut-ikutan makan sendiri tidak mau disuapin. Jadilah sekali dayung dua pulau terlampaui hehehe

Nah kali ini sebenarnya umi tidak menyangka kalau aang sudah punya rasa tanggung jawab lebih sebagai kakak. Maklum selama ini lebih sering berantem dari pada baiknya sama adeknya.

Waktu itu kima habis buang air dan habis umi dicebokin. Dengan sigap abang langsung menawarkan bantuan," sini mi, abang bantuin makai pampers kima. " ditangannya sudah siap dengan pampers dan celana ganti kima.

Hari ini abang kembali menjaga kima disaat umi tepar, kima sini sama abang saja. Sini abang bantuin. Namun kima masih agak sensitif jadi ga mau. Tapi abang ga marah saat kima menolaknya.


#GameLevel2
#kemandirian
#day5
#kuliahbunsayiip

Mencuci piring

Day#4

Mulai sekarang, perlahan umi sidah mendisiplinkan abang agar makan sendiri. Kadang masih PR juga saat dia merajuk dan umi pengen cepat masih disuapin.. hadeuh..

Makan malam kali ini abang makan sendiri. Setelah menghabiskan makanannya dengan rapih dan bersih, kali ini umi nyoba kasih tugas tambahan untuk mencuci piring. Alhamdulillah tanpa kendala abang langsung bersedia mencuci piring. Sebenarnya abng sudah terbiasa mencuci piring sendiri namun dengan iming2 "upah". Kali ini murni tanpa upah dan abng bersedia.

Kalau ditelaah sikon saat meminta tolong sesuatu kepada abang ini harus pada waktu yg tepat. Tidak selamanya berjalan mulus malah kadang banyak gagalnya. Apalgi disaat abang lagi bete atau pengen cepat2 main.

#gamelevel2
#kemandirian
#kuliahbunsayiip
Foto saat cuci piringnya ga kepoto, karen umi lagi rempong nemenin kima

Rabu, 26 Juli 2017

Aku Bisa Makan Sendiri

Day#3

Abang (almost 6 yo) tahun ini sudah duduk jadi siswa kelas 1 SD dan hakima (almost 2 yo). Harusnya kemampuan makan sendiri ini sudah menjadi latihan dari usia 2 tahun. Mmmm... ubtuk bisa makan sendiri dari usia 3 tahun abang sudah bisa. Namun pembiasaan dirumah yang kadang-kadang teledor. Jadilah abang seringnya disuapin sampai sekarang. Nah momen #GameLevel2 ini akang buat saya mendisiplikan diri sendiri melatih anak2 untuk makan sendiri. Dimulai saat sarapan, abang dan adek duduk bersama menyantap sarapannya sendiri, alahmdulillah berjalan lancar sampai hari ketiga ini. Dan abang sudah tidak minta disuapin lagi.



Selasa, 25 Juli 2017

Aku Siap Berangkat Sekolah

Masih seputar  persiapan pekan pertama abang sekolah. Kali ini abang diberi tanggung jawab untuk meyiapakna perlengkapan sekolahnya sendiri dipandu sama Abi. Abnag menyampul bukunya bahkan samapi menulis namanya sendiri di buku tulisnya. Ya meskipun tulisannya seper itulah... yang penting bisa dibaca hehehe. Dari jauh umi mengarahkan lewat telepon apa-apa saja yang harus dibawa besok ke sekolah. Tolong dimasukkan ke dalam tas malam itu agar besok tidak ketinggalan dan buru-buru. Abang bisa bekerjasama, sekali lagi umi apresiasi buat abang yang mampu bekerjasama dan belajar untuk mandiri apalagi rewel disaat umi tidak bisa mendampingi. terima kasih juga abi untuk kerjasamanya. Sehingga abang tetap semangat dan ceria sekolah meskipun lagi ditinggal ummi.

#tantangan10hari
#gameLevel2
#kemandirian
#kuliahbunsayiip
#day2

Senin, 24 Juli 2017

Hari Pertama Sekolah

Tanggal 17 Juli lalu merupakan hari pertama abang resmi menjadi anak kelas 1 SD. Rencananya hari pertama abang akan diantar oleh Ummi dan Abi, ummi pun sudah mengajukan cuti untuk 3 hari pertama abang sekolah. Belum banyak yang dipersiapkan untuk keperluan abang sekolah hanya tas dan seragam yang sduah disediakan sekolah. Peralatan tulis menulis belum dibeli menunggu informasi dari ustadzah apa saja yang harus dibeli. Qadarullah, tangal 12 Juli saya dapat telepon dari Payakumbuh yang mengabarkan kondisi ibu semakin kritis. Terdengar tangisan papa dari seberang telepon. Saya langsung panik dan memutuskan untuk pulang ke payakumbuh hari itu juga.

Sampai tanggal 16 kondisi ibu belum membaik yang mengharuskan saya lebih lama disini. Pikiran saya sudah mulai bercabang. Memikirkan anak-anak yang saya tingal di Bogor. Saya meminta maaf sama abang dan memohon pengertiannya karena tidak bisa mengantar abang di hari pertamanya sekolah. Jadilah hari pertama abang hanya diantar abi. Alhamdulillah abang sudah mulai bisa menyiapkan keperluaanya sendiri. Dengan bantuan kerjasama dengan abi, abang bisa dengan siap menyiapkan keperluan sekolahnya. No Drama di pagi hari dan pulang sekolah abang sudah langsung naik jemputan tidak minta dijemput abi. Good Job! Ummi pun jadi tenang diseberang sana mendengar laporan tersebut 😊😊

NB: Maaf telat membuat laporannya karena baru bisa megang laptop lagi setalh 11 hari kemaren full merawat ibu yang lagi sakit.

#kuliahbunsayiip
#tantangan10hari
#GameLevel2
#kemandirian

Jumat, 09 Juni 2017

Tantangan Komunikasi Produktif : hari kesepuluh

Progress dari cerita kemaren, abang menunjukkan perubahan yang positif. Sehari ini abang jadi anak manis. Abang tidak memukul adek. Abang jadi lebih asyik eksplor legonya karena sudah tidak ada lagi gangguan dari tablet 😅. Sore hari pun abang lebih memilih tidur dari pada main sepeda keluar. Adek tadi sempat iseng sama abang, kima mukul abang namun abang berhasil menahan diri agar tidak membalas. Umi tadi meminta kima untuk meminta maaf. Kedua kakak beradik itu pun langsung bermaafan, bersayang-sayangan dan berpelukan. MasyaAllah adem benar melihatnya semoga seterusnya seperti ini.

Sebelum tidur malam hari, umi meminta abang duduk dikasur. Kami saling bertatapan dan berkata. Abang umi izin peluk abang ya (lalu berpelukan). Hari ini umi senang sama abang karena: 1. Abang tidak iseng sama adek 2. Abang mampu bersabar saat adek iseng 3. Abang melakukan tugas dengan baik : shalat ke mesjid dan mengaji. Umi bangga sama abang. Terus menjadi anak yang baik ya.

#gamelevel1
#day10
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip

Waktu yang Tepat

Sahur 8 Ramadhan 1432 H adalah momen bahagia bagi saya dan suami. Detik itu juga kami resmi menjadi seorang Umi dan Abi. Suara tangis membahana di sebuah klinik bidan di sudut payakumbuh disertai dengan tawa bahagia tante, nenek dan kakek dan tentu saja ortu jagoan kecil tersebut. Yup..selain kami berdua yang berubah status, saat itu ortu kami pun resmi menyandang status kakek dan nenek.

Perjalanan mendapatkan buah cinta ini tidak bisa dibilang mudah namun tidak bisa juga dibilang sulit. Bayi merah yang bernama Fadhil Fayyad Hamizan tersebut harusnya menjadi anak kedua kami. Dua bulan setelah menikah saya dinyatakan positif hamil. Alhamdulillah wa syukurillah karunia yang tidak terkira kami rasakan saat itu. Apalagi saat itu saya sedang menyiapkan seminar hasil tesis saya. Sudah terbayang dalam ingatan kala itu betapa seksi dan cantiknya saya saat wisuda dengan perut yang pasti semua wanita mengidamkan untuk merasakannya.

Kebahagian itu ternyata tidak berlangsung lama. Allah ternyata sudah punya rancangan lain untuk kami. Kita manusia hanya bisa berencana namun yang akan berlaku adalah rencana dari Allah. Dan Allah sebaik2 penyusun rencana (QS. Ali Imran : 54). Satu minggu berselang setelah seminar, saya mengalami pendarahan dan harus dirawat serta dilanjutkan dengan bedrest selama 2 minggu lebih. Suami senantiasa mendampingi, kala itu saya menjadi orang terlemah. Tidak boleh sama sekali bergerak turun dari tempat tidur. Jika bergerak maka darah yang keluar akan bertambah. Suami lah yang menyuapi, membersihkan dan selalu menguatkan saya.

Sepertiga malam medio Juni 2010, saya merasakan sakit perut yang luar biasa. Serasa ada yang mengacak-ngacak perut dan memaksa keluar. Lantunan dzikir terus terucap dari bibir dan berusaha untuk tetap tenang. Saya meminta suami untuk shalat tahajud. Disaat suami shalat terasa ada sesuatu yang keluar, rasanya seperti darah haid yang keluar. Tiba-tiba sakit perut saya hilang. Saya tidak berani untuk langsung melihatnya saat itu. Saya belum siap dan memutuskan untuk melanjutkan tidur. Saat suami bertanya pun saya bilang kalau sudah tidak sakit perut lagi. Pagi harinya, saya langsung ke kamar mandi. Segumpalan darah besar teroongok di depan mata saya. Kami langsung memutuskan ke dokter dan benar saja gumpalan darah itu adalah janin kami. Saat itu janin kami berusia 7 minggu. Rasa sedih menyelimuti, suami menguburkannya di belakang rumah. Beberapa hari saya seperti orang aneh, suka nangis dan ngomong sendiri di depan "makam" janin kami. Butuh waktu yang cukup lama buat saya bangkit kembali. Ada juga semacam perasaan khawatir apakah saya akan diamanahi lagi sama Allah atau tidak. Suami yang selalu membesarkan hati dan membantu saya untuk bangkit kembali agar segera menyelesaikan studi yang tinggal satu tahap lagi untuk kelulusan.

Enam bulan berselang dari kejadian tersebut, Allah kembali mengamanahi kami benih dalam rahim saya. Meskipun saya tidak jadi wisuda dengan perut seksi, saya tetap bangga bisa melewati semua proses tersebut. Mungkin ini lah yang dipersiapkan Allah buat keluarga kecil kami, mengamanahi kami seorang anak diwaktu yang tepat. Iya waktu yang tepat, dimana saya sudah menyelesaikan tugas belajar saya sehingga tidak stress dan fokus pada keluarga dan saat kami sudah mampu menyediakan rumah mungil untuk tumbuh kembang anak-anak kami.

Setiap kehamilan punya cerita. Meskipun berkembang dalam rahim yang sama, kisahnya pasti akan berbeda. Alhamdulillah anak pertama dan kedua saya lewati dengan persalinan normal dalam waktu yang cepat. Kurang dari satu jam mulai dari pembukaan awal sampai lahir. Sekarang lagi menikmati kembali tumbuh kembang embrio dalam rahim. Semoga sehat selalu dan lahir dengan sehat lengkap.

Tantangan Komunikasi Produktif : Hari kesembilan

Pagi ini sebelum berangkat kantor terjadi drama di rumah. Sebenarnya umi sudah telat jadi tadi agak buru2. Abang juga baru bangun sedangkan kima sudah selesai sarapan. Bangun tidur abang langsung nyalain TV. Entah apa penyebabnya tiba-riba abang memukul kepala kima dengan senter. Kima labgsung nagis dan umi langsung histeris. Lost kontrol umi pun jadi memukul abang. Astagfirullah... maafkan umi.

Kesalahan dalam berkomunikasi di pagi ini, umi tidak bisa menahan emosi tanpa tabyyun terlebuh dahulu. Setelah drama berlalu umi ngajak ngobrol abang, kenapa mukul adek? Abang bilang yang duluan mukul tadi kima. Umi g liat. Iya sih tadi umi lagi fokus ngobrol sama bibi. Tapi bagaimana pun sikap abang ini tidak bisa dimaafkan begitu saja, karena sudau sering banget berulang abang iseng kima pada daerah kepala yang sangat sensitif dan berbahaya jika luka. Akhirnya umi minta komitmen abang. Tablet abang umi sita. Kemudian umi menawarkan pilih sepeda abang dijual atau berjanji untuk tidak mukul2 adek lagi. Abang bilang dia mau janji. Oke kita liat ke depannya apakah abang bisa komitmen. Yup..kenapa saya mengasih 2 komitmen tersebut karena memang jelas sekali terlihat jika abang terlalu asyik main game dengan sibuk main lego dan sejenisnya. Terus kenapa sepeda? Karena abang main sepedanya ugal2an kaya teman2nya.jadi ini kesempatang juga buat umi observasi dampak abang tidak main sepeda, apakah baik atau buruk.

#gamelevel1
#tantangan10hari
#day9
#kuliahbunsayiip

Kamis, 08 Juni 2017

Tantangan komunikasi Produktif: hari kedelapan

Berperang dengan kalimat-kalimat ancaman menjadi target fokus saya saat ini. Sebenarnya mungkin maksudnya sama, misalnya:
Abang coba diam kalau ga diam ga jadi ya dibeliin es krim.kalimat tersebut mungkin akan lebih enak didengar jila diubah menjadi : Abang sudah selesai belum menangisnya? Kalau sudah ayuk kita pergi beli eskrim. Dua kalimat itu maksudnya sama, agar anak berhenti nangis dan bisa pergi segera. 
Memang harus banyak2 beristigfar dan tarik nafas panjang jika anak mulai tantrum. Ada saatnya juga malah lebih baik meninggalkan mereka beberapa saat memberikan ruang bagi mereka untuk melepaskan semua emosinya. Kadang cara ini juga lebib efektif dan cepat dalam pencarian solusi.

#gamelevel1
#day8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip

Rabu, 07 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif : hari ketujuh

Sepulang kantor kemaren abang tampak sibuk sekali. Legonya dimasukin rapih ke dalam tas lego. Tas sekolahnya terisi penuh. Kedua ta terebut dijejer rapih diatas sofa. Kemudia abang mengambil secarik kertas kosong dan minjam spidol untuk nulis.  "Umi ajarin abang kalau nulis kalimat : jangan lupa bawa tas dan lego ".
Lalu umi mengeja satu-saru huruf sambil dia nulis. Disela-sela menulis abang nyeletuk,
A: umi benar kan besok kita mudik ke rah uwo (red : uwo = nenek)?
U: Tidk bang, masih lama.
A : (Tanpa di duga abang langsung mengamuk dan histeris)  Koq masih lama kan umi yang bilang besok. Umi bohong.
U: Kapan bang, umi bilang besok. Kan umi udah bilang masih lama
A : umi bohong. Benar umi bilang gitu (sambil mukul2 dan nendang2 termasuk nendang ke adeknya juga

Karena kondisi fisik umi yg juga lagi drop sempat keluar intonasi yang tinggi dan bilang. Anang umi ga suk abang kaya gitu, abang sering banget kaya gini. Suka salah tangkapa omongan umi dan membuat kesimpulan sendiri. Ya sudah abang diam jangan ngamuk. Umi tidak suka.jalau abang ga bisa diam ta sudah ga usau ikut umi ya, umi mau ke minimarket sama kima. Abang langsung diam

Setelah kejadian diatas sayansangat menyesal tidak bisa mengatasi emosi fayyad dam emosi diri sendiri. Sering sekali terjadi salah kaprah begini antrmara saya dan fayyad. Fayyad daya analisanya terlalu tinggi menurut say, jadi kadang dia punya kesimpulan sendiri dari apa yang  saya sampaikan padanya. Betapa terluka hatinya, yang tadinya senang dan semangat mempersiapkan mudik kemudian kecewa dan saya masih bel bisa menemukan metode yang pas untuk mengatasi salah kaprah terhadap hal2 sederhana ini. Dan yang paling membuat saya suka kelimpungan daya ingatnya yang kuat. Saya pernah marahin dia atau berbuat salah pada dia saat dia masih usia 2 than masih diingatnya sampai sekarang. Padahal saat itu saya sudah mibta maaf dan fayad pun sudah memaafkan saya. Namun sering sekali dia masih mengungkit2 ini.

Masih terus belajar untuk soal ini. Untuk mengatasi emosinya saat itu saya sudah bisa. Tidak beberapa lama dari kejadian diatas fayyad pun gembira kembali. Nah cuma akan selalu menjadi PR bagi  saya agar tidak ada lagi salah persepsi antara kami berdua 😊

#gamelevel1
#tantangan10hari
#day7
#kuliahbunsayiip

Selasa, 06 Juni 2017

Tantangan komunikasi produktif : Hari keenam

Komunikasi merupakan sesuatu yang memegang peranan penting dalam hubungan sosial antar individu, termasuk dengan pasangan. Seringkali permasalahan dimulai karena adanya komunikasi yang kurang baik atau miss communication. Menurut saya menyelaraskan komunikasi dengan pasangan itu adalah seumur hidup sama hal nya dengan merawat cinta.

 Bagi saya dan suami prinsip 7 - 38 -55 biasanya lebih efektif untuk saling memahami maksud masing2. Diawali dengan ini kemudian baru kami berdua ngobrol untuk menjelaskan dan mengklarifikasi apa yang masing-masing diinginkan. Dalam hal komunikasi ini kami juga sudah punya kesepakatan, sehubungan kami berdua bekerja di ranah publik, selama jam kantor komunikasi hanya dilakukan untuk hal-hal yang memang perlu dibicarakan saat itu. Jika tidak perlu dan butuh waktu khusus maka saat jam kantor hanya minta izin waktu nanti sepulang kerja ada yang mau didiskusikan.

Teringat dulu waktu awal-awal menikah, layaknya mungkin pasangan lain. Saya rajin sms suami minimal 2 kali sehari dengan pertanyaan : sudah sampai kantor?, sudah makan siang?  Dan sejenisnya. Biasanya cuma dijawab singkat atau kadang malah ga dijawab 😅 Akhirnya suami konfirmasi ke saya kalau bagi dia sms semacam itu cukup mengganggu selama jam kerja. Saya pun sebenarnya melakukan hal itu hanya sebagai ungkapan perhatian. Karena takutnya kalau tidak ditanya suami menyangka saya tidak perhatian.eh..  ternyata dugaan saya salah 😂 Akhirnya kami sepakat sms semacam itu ditiadakan kecuali kalau memang lagi dinas luar kota boleh bertanya hal seperti itu. Jadi sekarang lebih banyak berusaha menciptakan komunikasi dua arah antara saya dan suami. Bukan semacam FAQ yang satu bertugas bertanya dan satunya hanya menjawab. 

#gameLevel1
#Komunikasproduktif
#day6
#kelasbunsayiip

Senin, 05 Juni 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif : hari kelima

Pagi ini diawali dengan komunikasi yang kurang produktif antara umi dan kima. Setelah ikutan makan sahur dan mengajak kkima kembali tidur, dia berontak. Terus ya dibiarkan saja dulu bermain. Tak lama dia meminta sesuatu. Namun umi tidak paham apa yang disampaikannya. Kima malah nangis. Umi mencoba mensiasati ke yang lain. Kima juga ga mau malah marah-marah, mukul-mukul. Dengan kondisibyang masih kliyengan, umi berusaha menarik nafas namun kima malah tambah menjadi2. Berusaha menjawab apa yang diinginkannya ternyata semua jawab umi keliru. Karena kima tambah mengamuk, dan juga sambil mukul-mukul.akhirnya umi lepas kontrol juga. Keluar intonasi dana tinggi "kima diam" Alhasil kima malah menangis. Hiks..hiks.. akhirnya dibelai2 dan sambil disusui kima tertidur juga.

Benar-benar masih PR besar baginsaya dan suami dalam hal kontol emosi ini kepada anak-anak. Terus belajar dan memperbaiki diri

#GameLevel1
#day5
#komunikasiroduktif
#kelasbunsayiip

Minggu, 04 Juni 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif : hari keempat

Hari ini terasa sangat panjang. Badan dari pagi ga enak, mual-mual dari sahur. Aksi duo FH hari ini lumayan juga 😎 Dimulai dari rebutan makanan, rebutan bolak-balik naik motor , masuk mobil dan berakhir main lumpur di taman.

Alhamdulillah hari ini urusan domestik dibantuin Abi. Mulai dari jagain anak2 (saat umi tidur siang karena kliyengan) sampai masak menu buat buka puasa 😍



Fisik yang kurang fit hari ini ditambah duo FH yang super aktif, umi pun agak susah mengintrol emosi. Sempat tadi umi nasehatin kima dengan intonasi yang tinggi karena tidak mau makan, berantakin makanan dan mukul2 abang.

#GameLevel1
#day4
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



Sabtu, 03 Juni 2017

Tantangan 10 hari KomProd: Kontrol Emosi part#2

"Abang ga boleh gitu"
"Abang jangan gitu nak ke adek.kasian adeknya"
"Abaaang... telinganya dengar ga, umi bilang apa? 😈"

Beberapa kalimat diatas sering banget terucap dari mulut saya saat abang iseng  sama kima. Mulai dari nada yang biasa saja sampai keluar tanduk (maap keun🙏) Padahal setelah keluar tanduk tersebut saya selalu menyesal dan minta maaf. Tapi ya begitu juga nanti terulang lagi saat mereka berdua berantem lagi. Banyak2 istigfar dan tarik nafas.

Ternyata kalimat2 diatas tidak produktif dalam menyelesaikan konflik adek kakak ini yang ada malah abang tetap lanjut iseng sama sang adek.

Saya mulai mengamati, setiap berantem biasanya adek selalu merajuk minta pertolongan. "Umiiii..." dan spontan saya pasti akan langsung bela adek dan menasehati abang. Ternyata ini salah karena adek jadi kebiasaan dan abang merasa tidak terima karena terkdang pemicu mereka berantem dimulai dari adek yang duluan iseng sama abang 🙇

Saat mereka berantem, adek pun merajuk saya cuekin saja. Pergi menghindar tapi sambil intip2. Takut juga kalo sampai membahayakan berantemnya. Saya ngasih waktu pada mereka berdua untuk menyelesaikan masalahnya. Ya saya harus tahan saja mendengar teriakan mereka beberapa saat. Alhamdulillah cara ini lumayan berhasil menenangkan mereka. Saya pun sekarang tidak langsung menasehati abang. Saat kondisi tenang saya
ajak abang ngobrol. Menanyakan kenapa tadi berantem. saat diskusi ini saya usahakan abang dalam posisi senyaman mungkin, dipangku atau sambil dielus2. Biasanya abang akan cerita semuanya dengan jelas dan saya jadi paham akar masalahnya.

#level1
#day3
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Jumat, 02 Juni 2017

Tantangan 10 hari KomProd : Kontrol emosi

Day#2

Anak kecil itu nalar pendek - emosi tinggi sedangkan orang dewasa : nalar panjang - emosi rendah. Begitulah yang tercantum dalam materi komprod. Mmm...tapi dalam pelaksanaannya sangat sulit memperpanjang nalar ini. Jadi nya kita ikut-ikutan seperti anak2 hehehe. Mengingat pola komunikasi selama ini banyak sekali yang tidak produktif yang saya lakukan terutama dalam mengendalikan emosi dan kontrol intonasi suara. Saya gampang sekali tersurut amarah saat si kecil mulai "ngamuk" . Maafkan umi dan abi nak 🙏

 Yup, saya dan suami punya masalah yang sama dalam kontrol emosi ini. Namun perlahan mulai belajar untuk memanjangkan nalar sehingga emosi rendah. Banyak2 istigfar dan tarik nafas. Ternyata benar dua hal ini sangat ampuh untuk meredakan emosi yang sedang tinggi. Alhamdulillah ada kemajuan sedikit dari perubahan sikap abang dan kima. Hari ini mereka cuma berantam sekali. Dan hari ini pun kima sudah paham cara meminta maaf ketika salah.  Tadi saat saya lagi makan, kima melempar saya dengan mangkok kosongnya. Saya berusaha tenang, mimik wajah senyum dan menatap. Saya terharu kima bilang " ash..ash (red : maaf) sambil mengulurkan tangan dan tersenyum.

Fyi : kima ( 20 m), Abang (5y10m)

#Gamelevel1
#day2
#tantangankomunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


Rabu, 31 Mei 2017

TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF : Abang Pasti Bisa

 Game kelas Bunda Sayang

 Umi (U) : Abang tahun ini mulai belajar puasa penuh ya?
Abang (A) : Mmm.. ga mau ah mi. puasa itu capek.
U : Iya sih, puasa itu memang capek. Menahan lapar dan haus. Tapi kita harus coba dulu ya. Tahun lalu kan abang sudah nyoba. Apalagi bentar lagi udah mau SD, belajar puasa sampai maghrib ya nak.
A : Iya mi.

Perjuangan puasa di hari pertama dimulai. Pas di bangunin sahur Alhamdulillah lancar. Makan pun berjalan lancar.Sekitar jam 12 siang, drama dimulai 😊. Tiap menit liatin jam bergerak. Terus komen,koq lama banget geraknya? Bolak-balik bilang lapar. Udah detik2 mau buka bilang pusing mi,sakit perut . Sabar ya bang. Diajakin nyiapin makanan. Eh g kerasa beduk. Langsung deh abang menyantap es 🍨 dan nasi goreng + udang 🍱

Teringat saat saya belajar puasa seusia abang. Selalu diiming2i bonus oleh ortu 😊 berlanjut sampai SD dan sampai akhirnya sadar sendiri klo puasa itu salah satu kewajiban orang yg beriman 😇 Hal yang sama pun kami terapkan pada fayyad. Namanya anak2, pasti senang diapresiasi apa yang dilakukannya dan pengennya rewardnya real . Tapi yang paling penting tidak ada unsur pemaksaan, semua pasti bertahap. Tahun ini abang belajar puasa penuh karena Ramadhan tahun lalu pun abang mampu 2 hari. Selanjutnya cuma setengah hari karena memang tidak sanggup. Tidak ada sesuatu pun yang akan menjadi BISA tanpa PEMBIASAAN yang mendidik.

Namun, penting juga menanamkan pada anak urgensi puasa. Setiap fayyad ngeluh lapar maka akan kami ingatkan, betapa kita harus bersyukur. Masih bisa makan tiap hari, ada orang yang terpaksa puasa tiap hari karena memang tidak ada makanan yang mau dimakan dst... Saya juga pernah memperlihatkan pada fayyad video sistem pencernaan manusia. Betapa kasiannya lambung kalo tidak pernah istirahat. Nah, kalau puasa lambung kita bisa bersih karena dia ada waktu istirahat.  Ternyata video ini membekas sama fayyad.padahal sudah ditonton setahun lalu. Buktinya tadi di tes masih ingat🖒😊


Abang tertidur pulas setelah buka hari 1.

Alhamdulillah sampai hari ke-5 Ramadhan puasa abang Fayyad masih full. Buat kami, puasa ini menjadi salah satu ajang pembelajaran buat anak-anak. Banyak manfaat yang dapat diambil. Dengan puasa ini abang juga jadi paham kalau agama ini beragam. Ada agama lain yang tidak puasa. Satu kalimat fayyad yang membuat saya meleleh yaitu : "Umi abang mau puasa buat ngumpulin piala untuk kita berkumpul di Surga nantinya " (Amiin YRA😢😊 ) Semoga jadi anak yg sholih dan mensholihkan ya nak.

#level1
#day1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komunikasi Produktif, Komunikasi Efektif

Seberapa pentingnya komunikasi? Dari komunikasi, orang dewasa dan anak-anak belajar tentang agama, values, dan sebagainya. Komunikasi juga menentukan konsep diri anak/ self concept yang nantinya akan menentukan harga diri/ self value dan percaya diri/ self confidence anak. Inilah mengapa materi Komunikasi Produktif menjadi awal dari segala materi. 

Kunci dalam komunikasi ialah perasaan. Jika ingin nasehat atau pesan kita diterima oleh orang lain terutama anak kita, yang diperlukan ialah memahami perasaannya terlebih dahulu. Karena pada dasarnya, manusia memiliki lima kebutuhan dasar dalam komunikasi yaitu agar perasaannya Di dengar, Di kenali, Di terima, Di mengerti, dan Di hargai (5D) yang merupakan kunci komunikasi. Kadang secara tidak sengaja kita salah berbicara kepada anak untuk mendapatkan hasil instan (misal: agar anak cepat diam dari tangisnya). Kesalahan Komunikasi ini menimbulkan dampak yang disebut dengan Verbal Abuse, meski terjadi secara tidak sengaja tetapi hal ini dapat merusak jiwa anak dan efeknya baru terlihat dalam jangka panjang. Berikut akibat kesalahan komunikasi pada anak: ♻ Melemahkan konsep diri ♻ Membuat anak diam, melawan, tidak perduli, sulit diajak kerjasama ♻ Menjatuhkan harga dan kepercayaan diri anak ♻ Kemampuan berfikir menjadi rendah ♻ Tidak terbiasa memilih dan mengambil keputusan bagi diri sendiri ♻ Iri ♻ Menjadi generasi yang BLAST (teori Mark Kaselmen) merupakan singkatan dari Boring-Lonely-Angry/Afraid-Stress-Tired yang akhirnya mengakibatkan beberapa penyimpangan sosial. Selain kata-kata, yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi ialah bahasa tubuh. “Action is louder than words” 

 Lalu bagaimana cara berkomunikasi yang baik, benar dan menyenangkan pada anak ?
 (Langkah-langkah berikut ini pada dasarnya bisa digunakan kepada siapa saja lawan bicara kita) 

 1. Jangan bicara tergesa-gesa 
 Siapa yang tidak pernah merasa bahwa waktu “sempit” atau “sedikit”? Tapi bicara tergesa-gesa akan membuat pesan yang kita sampaikan gagal diterima otak anak. Hindari bicara tergesa-gesa,  apalagi sambil marah-marah dengan muka garang tanpa senyum. Bahkan jika bisa, cobalah tersenyum. Senyum dapat mengaktifkan hormon seretonin yang membuat kita merasa senang. Ingat, jika perasaan senang, otak bisa menyerap lebih banyak! 

 2. Ingat: Setiap pribadi unik 
 Hargai setiap pribadi lawan bicara kita. Allah telah menciptakan setiap manusia unik dan berbeda-beda (lihat QS 3:6), maka jangan samakan dirinya dengan kita apalagi orang lain.

 3. Kenali diri sendiri dan anak 
Kebanyakan orang yang belum mengenal diri masih terpaku dengan rutinitas. Masih ingat aktifitas dinamis? Orang yang telah banyak mengelola aktifitas dinamis bisa jadi telah lebih dulu mengenal siapa dirinya (be do have). Sehingga mereka cenderung mudah memanage diri, waktu dan kondisi di sekitar mereka. Karena itu, ambillah waktu untuk mengenali diri sendiri dan anak atau siapapun orang terdekat kita. Dengan lebih mengenal anak, akan lebih mudah kita berkomunikasi dengannya. Sisihkan waktu tertentu untuk bisa berduaan hanya dengan anak/pasangan.

 4. Pahami perbedaan needs dan wants 
Setiap pribadi unik, begitu juga dengan kebutuhan (needs) dan kemauan (wants) -nya. Bedakan kebutuhan dan kemauan kita dengan anak. Misalnya, anak mau bermain terus, namun ia butuh mandi atau makan. Coba pahami kemauannya, selami dunianya, baru kemudian beritahu anak apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhannya.  

5. Pahami “Masalah Siapa?” 
  Siapa yang sebenarnya memiliki masalah? Saya atau anda? Kadang, kita mencampurkan masalah kita dengan orang lain, atau masalah orang lain dengan kita. Sebelum berkomunikasi, analisa siapakah yang bermasalah? Apakah perlu dibantu atau tidak? Misal ketika anak dihadapkan pada suatu masalah, ini adalah kesempatan anak untuk berpikir, memilih, dan mengambil keputusan (BMM). Jika anak dibimbing untuk membuat pilihan dan mengambil keputusan, ia akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. 

 6. Baca bahasa tubuh 
Bahasa tubuh lebih nyaring dari kata-kata. Dalam komunikasi 55% berisi bahasa tubuh, 38% nada suara dan sisanya hanya 7% yang ditentukan oleh kata-kata. Karena itu, bahasa tubuh tidak pernah bohong. Baca bahasa tubuh anak untuk mengerti apa yang ia rasakan.

 7. Dengarkan Perasaan 
Kunci komunikasi ialah perasaan. Maka cobalah dengar perasaannya dengan menebak apa yang sedang ia rasakan dari bahasa tubuhnya. Misalnya, “Adik sedang kesal/marah/jengkel ya?”, “Adik sedih ya karna mainannya hilang?”. Dengan menerima perasaan anak, anak mau membuka diri, mengeluarkan emosi dan masalahnya. Dengan mengetahui apa masalahnya, kita dapat membantu anak untuk menyelesaikan masalah tersebut.

 8. Mendengarkan dengan aktif
  Jadilah cermin ketika anak bercerita tentang masalahnya. Tunggu dan eksplore perasaannya hingga tuntas, dan berikan respons yang sesuai seperti, “Oooh.. Begitu ya?” “Terus?” “Kamu kesal sekali ya?”. Sediakan ruang bagi emosinya. Jika emosinya sudah mengalir, maka korteks otaknya siap bekerja. Selanjutnya, anak akan lebih mudah menerima informasi dan pesan dari kita. 

 9. Hindari 12 gaya populer (parenthogenic) 
Tanpa kita sadari, secara turun temurun 12 gaya komunikasi ini sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Ketika anak sedang atau tidak bermasalah pun, jika kita sering meresponnya dengan menggunakan 12 gaya populer ini, anak akan merasa TIDAK percaya dengan emosi atau perasaannya sendiri. Berikut ialah contoh-contoh 12 gaya populer: 1⃣Memerintah, contoh: “Mama tidak mau dengar alasan kamu, sekarang masuk kamar dan bereskan kamarmu!” 2⃣Menyalahkan, contoh: Ketika anak tidak bisa mengerjakan soal PRnya, ayah berkata, “Tuh kan. Itulah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan Ayah dan malas belajar” 3⃣Meremehkan, contoh: “Masak pakai sepatu sendiri saja tidak bisa, bisanya apa dong Kak?” 4⃣Membandingkan, contoh: “Kok kamu diminta naik ke panggung saja tidak mau sih Kak, tuh lihat Andi saja mau” 5⃣Memberi cap, contoh:”Dasar anak bodoh, disuruh beli ini saja salah!” 6⃣Mengancam, contoh: “Kalau kamu tidak mau makan lagi, kamu tidak akan dapat uang jajan selama seminggu!” 7⃣Menasehati, contoh: “Makanya, kalau mau makan cuci tangannya dulu, nak… Tangan kan kotor banyak kumannya…” 8⃣Membohongi, contoh: “Disuntik tidak sakit kok nak, seperti digigit semut aja kok” 9⃣Menghibur, contoh: Ketika adik menemukan bahwa es krim nya dimakan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya, bunda berkata, “Sudah ya sayang, besok bunda belikan lagi es krimnya, lebih enak dari yang dimakan kakak tadi” 🔟Mengeritik, contoh: “Lihat tuh! Masak mengepel masih kotor dimana-mana begitu. Mengepelnya yang benar dong!” 1⃣1⃣Menyindir, contoh: “Hmmm… Pintar ya? Sudah mandi, sekarang main tanah dan pasir lagi” 1⃣2⃣Menganalisa, contoh: “Kalau begitu, yang mengambil bukumu bukan temanmu, mungkin kamu tinggalkan di tempat lain…” Aha! makin banyak yang harus kita perbaiki ya, ayo lanjutkan tantangan 10 hari teman-teman, dengan kualitas komunikasi yang semakin bagus. 

 10. Gunakan “Pesan Saya” 
Jika kita yang memiliki masalah terhadap anak, gunakanlah “pesan saya” atau “i-message” yaitu dengan: “Ayah/Ibu merasa …. (isi perasaan kita) Kalau kamu …. (isi perilaku anak) Karena… (isi konsekuensi terhadap diri sendiri/orangtua/orang lain” Contoh: “Ayah merasa marah kalau kamu tidak mendengarkan ayah bicara karena itu membuat ayah merasa tidak berharga“. “Pesan saya” memisahkan antara masalah dengan diri anak. Bedakan dengan “pesan kamu”. Pesan kamu menggunakan kamu (yaitu anak) sebagai subjek masalah misalnya, “Kamu tidak pernah mendengarkan ayah!“. Dalam “pesan kamu”, anak tidak bisa membedakan mana masalahnya dan mana dirinya. Hal tersebut jika terus menerus dapat melemahkan konsep diri anak.

 /Tim Fasilitator Bunda Sayang 2/ Sumber Informasi: Catatan Seminar Elly Risman, artikel Cemilan Rabu Bunda Sayan Batch#1



KOMUNIKASI PRODUKTIF


 
 
Institut Ibu Profesional

Materi Kelas Bunda Sayang sesi #1


KOMUNIKASI PRODUKTIF


Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif,  agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan,  baik kepada diri sendiri,  kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.


KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI


Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.


Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.


Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir  dan cara kita berpikir


Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.


Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda


Kata  masalah gantilah dengan tantangan


Kata Susah gantilah dengan Menarik


Kata Aku tidak tahu gantilah Ayo kita cari tahu


Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.



Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.



Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya



Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.



Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.



KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN


Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.



Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.



Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda dengan kita.



FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.



FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.



FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.



Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.



Komunikasi dilakukan untuk MEMBAGIKAN yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.



Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA



Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu,  pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.



Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi MEMAKSAKAN pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.



Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi



Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.

Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.



Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.



Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.



Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.



Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:



1. Kaidah 2C: Clear and Clarify


Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.



Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.



2. Choose the Right Time


Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.



3. Kaidah 7-38-55


Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.



Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).


Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?


Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.


4. Intensity of Eye Contact


Pepatah mengatakan mata adalah jendela hati



Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.



5. Kaidah: I'm responsible for my communication results


Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.


Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.



Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.



KOMUNIKASI DENGAN ANAK


Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.


Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy



Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.


Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.


Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.


Bagaimana Caranya ?


a. Keep Information Short & Simple (KISS)


Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk


⛔Kalimat tidak produktif :

“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.



✅Kalimat Produktif :

“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya”  ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)


b. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah


Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh


⛔Kalimat tidak produktif:

“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)


✅Kalimat Produktif :

“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)


Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.


c.  Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan


⛔Kalimat tidak produktif :

“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”


✅Kalimat produktif :

“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”


d.  Fokus ke depan, bukan masa lalu


⛔Kalimat tidak produktif :

“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”


✅Kalimat produktif :

“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”


e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”


Otak kita akan bekerja seseai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul , maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.


f. Fokus pada solusi bukan pada masalah


⛔Kalimat tidak produktif :

“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”


✅Kalimat produktif:

“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.



g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan


Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.


⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:


“Waah anak hebat, keren banget sih”

“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”


✅Pujian/Kritikan produktif:

“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”


“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”


h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman


⛔Kalimat Tidak Produktif:

“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”


✅Kalimat Produktif:

“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.


I. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi


⛔Kalimat tidak produktif :

“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?

✅Kalimat produktif :

“ Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya  bahagia sekali di sekolah,  boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”


j. Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati


⛔Kalimat tidak produktif :

"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"


✅kalimat produktif :

kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?


k. Ganti perintah dengan pilihan


⛔kalimat tidak produktif :

“ Mandi sekarang ya kak!”


✅Kalimat produktif :

“Kak 30 menit  lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi,  baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat




Salam Ibu Profesional,



/Tim Bunda Sayang IIP/


Sumber bacaan:

Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000


Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015



Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 201 4


Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari
 
 
🎀 

Jumat, 21 April 2017

One Day Trip Bandung : Floating Market Lembang

Tanggal 2 april 2017 lalu bertepatan dengan anniversary kami yang ke 7 berangkatlah kami sekeluarga ke bandung untuk menepi sejenak. Salah satu "me time" saya adalah stalking foto jalan-jalan di instagram dan baca artikel blogtraveller hehehe. Nah setelah melakukan studi literasi yang cukup (halah gaya wkwkwk) pilihan lokasi kali ini jatuh ke arah Lembang. Target yang ingin saya tuju adalah Farm House dan Taman Begonia. Kenapa Farm house? karena lagi kekinian bingiits.. nah kenapa taman begonia? karena liat foto orang2 bagus banget dan murah lagi tiket masuknya (penting inih ). Kami dari Bogor berangkat jam 5.30 pagi nyampai daerah Lembang sekitar pukul 10.00 WIB dengan kondisi lalu lintas ramai lancar. Yang bikin lama itu adalaahhh... nyari jalan ke Farm Housenya. Kami sebagai pengikut setia panduan dari google Maps (maklum meskipun sudah bolak-balik Bandung kami punya keterbatasan dalam mengingat rute hehehe) ternyata rute yang ditunjukkan di Lapangan ada sedikit kendala, jalanan di tutup sehingga muter arah gitu. Nah setelah mengikuti kembali opsi rute lainnya dan bertanya dengan orang2 di sekitar teruslah melaju. Eh pas keluar jalan tikus tersbut langsung disambut gerbang "Welcome Floating Market" saya langsung teriak..udah langsung lurus saja bi, kita kesini saja dulu. Loh gimana sih, katanya mau ke Farm House. Udah gapapa kesini saja dulu nanti baru ke farm House, ini juga bagus koq (padahal tempat ini jadi opsi saya terakhir, karena kalo dari hasil stalking saya tidak terlalu menggoda untuk dikunjungi 😛) Masuklah kami ke Floating market ini dengan membayar tiket 20.000/orang. anak2 juga bayarnya sama. Terus Abi nanya, ada apa aja disini? Karena bayangannya sama dengan Floating Market Sentul. Ada banyak, ada mainan juga. Padahal pikiran saya juga sama, paling ini juga kecil kaya di Sentul. Gapapalah sebentar saja, lepas rehat sebentar nanti lanjut ke tujuan utama farm House.

Masuklah rombongan kurcaci ini ke dalam. Tiket yang kita bayar tadi dapat ditukarkan dengan minuman hot/ice chocolate, milo, atau lemon tea. Setelah melewati area pintu penukaran minuman langsung disuguhkan dengan berbagai jajanan (persis ini mah kaya di sentul dalam hati hehehe) terus berjalan lagi dan ternyataaa....di luar dugaan tempat ini sangat luas dan komplit. ada area bermain air, wahan anak dan wahana foto2 dengan pakaian korea dan jepang serta yang baru di buka saat itu Rainbow Garden. Lokasi yang paling pas untuk yang suka selfie2 upload (saya ga masuk karena bawa dua kurcaci yang ga akan mau di foto2 jadi percuma hehehe).

Oke Selanjutnya biarkanlah foto-foto ini berbicara... halaah



udah waktunya pulang...besok ditambahin foto-fotonya

Lelaki Ku

Terpisah jarak dan waktu dari orang yang dicinta Pergi jauh dari tanah kelahiran demi wujudkan cita Tekad membaja sebagai bekal diri ...