Kamis, 23 Februari 2017

LEARNING HOW TO LEARN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah sudah memasuki pekan kelima menimba ilmu melalui matriks IIP. Setiap pekan dibimbing pelan-pelan untuk menentukan tujuan dan menggali potensi, berubah ke arah yang lebih baik dan bermanfaat. Dari mulai diminta menentukan jurusan ilmu yang oengen ditekuni dan sampai kemaren di NHW#4 sudah memantapkan hati untuk menekuni suatu ilmu dan menetapkan milestone.
Pada pekan lalu saya sudah memantapkan diri untuk menekuni bidang "mompreneurship" dan menentukan tahap2 ilmu apa saja yang harus saya pelajari.  Tentunya untuk mempelajari itu semua harus disusun suatu desain pembelajaran untuk mencapai misi. Karena bidang yang akan saya pelajari disini adalah momprenuership, bearti ada dua bagian pokok disana, saya sebagai ibu dan sebagai entreprenuer. Kedua hal ini akan coba saya rumuskan agar sama-sama sejalan sehingga tidak ada yang terkorbankan dalam mempelajari ilmu tersebut.

Saya sudah menetapkan milestone pada NHW#4, milestone ini saya anggap sebagai acuan kurikulum dasar dalam pembelajaran ini. Saya akan mempelajari berdasarkan pokok bahasan yang saya buat yaitu : kepemimpinan dan manajemen, marketing, kreativitas dan inovasi , Pengelolaan keuangan, Pengelolaan dan Pengembangan SDM. Dalam mempelajari setiap tahapan ilmu tersebut , harus diuji apakah sudah peham dan terlaksana dengan baik. Jadi dalam menentukan desain pembelajaran tersebut maka saya menentukan poin-poin berikut :

1. Untuk siapa pembelajara ini? Jawab: untuk saya 
2. Metode seperti apa yang akan digunakan ? Jawab : Teori dan praktek
3. Darimana sumber ilmu didapatkan? Jawab : internet, buku dan praktek langsung di lapangan
4. Apa indikator keberhasilan ? Jawab : Jika sudah memenuhi target yang dibuat
5. Siapa saja yang akan menjadi "support system" selama pembelajaran ini? Jawab: Suami dan anak-anak
6. Siapa yang akan menjadi pemandu dalam pembelajaran ini? Jawab : Tentor dan suami
7. Bagaimana evaluasi dari pembelajaran ini? Jawab : Membuat rekapitulasi bulanan, hal-hal apa saja yang sudah terlaksana, dan apa yang belum



Selasa, 14 Februari 2017

MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Bismillahirrahmanirrahim

Pada pekan keempat ini materi matriks adalah "Mendidik dengan Kekuatan Fitrah" dimana kita harus me-review lagi apa-apa yang sudah kita pelajari dari pekan 1-3 termasuk NHW yang telah kita buat. Oleh karena itu, 6 poin berikut harus kita jawab pada nice homework kali ini:
a. Review jurusan ilmu yang akan dikuasai di Universitas Kehidupan
b.  Konsistensi dalam mengisi checklist yang sudah dibuat
c. Sudahkah menemukan, apa tugas dan peran kita dilahirkan ke dunia? Apa misi hidup kita?
d. Tetapkan milestone
e. Koreksi kembali  checklist yang sudah dibuat, apakah sudah tercantum waktu untuk mencapai poin a-d?
f. Just do it

Saya akan menjawab keenam poin diatas dalam bentuk narasi, selamat membaca hehehe 😍

Secara fitrah, tugas kita berada di bumi ini adalah sebagai khalifah. Allah telah menjelaskan peran tersebut dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya: 
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30)

Kandungan ayat
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi kalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT. Jadi ada dua peran yang harus diemban manusia sebagai kahalifah mulai dia dilahirkan sampai dimatikan yaitu memakmurkan dan memelihara bumi. Memakmurkan bumi artiya kita diminta mengeksplorasi apa-apa yang sudah Allah adakan dipermukaan bumi ini bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Memelihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM. (sumber : alfiah )

Merujuk pada penjelasan diatas, saya memahami apapun peran yang diambil dalam hidup ini harus selaras dengan tugas kita sebagai khalifah yaitu memimpin, mengekplorasi dan memelihara.Pada NHW#1 saya sudah menentukan jurusan ilmu yang ingin saya pelajari adalah fashion design & business. Setelah saya tinjau kembali semua NHW yang sudah dikerjakan dan merenungkan, ada 3 kata kunci yang saya peroleh yaitu keluarga, bisnis dan bermanfaat. Kata "KELUARGA" disini menjadi poin utama yang harus dibenahi dan dikuatkan, sehingga ilmu parenting adalah  hal mutlak yang harus dikuasai. 

Saya adalah seorang ibu bekerja yang menghabiskan  waktu dikantor kurang lebih 9 jam sehari dan 5 hari dalam 1 minggu. Pekerjaan yang saya geluti sekarang di bidang penelitian yang  memberikan kontribusi nyata bagi kelestarian alam dan kesejahteraan manusia.Dengan bekal ilmu (red: akademik) ini, saya juga diberikan kesempatan untuk turut serta mencerdaskan anak bangsa dengan menjadi pengajar tamu pada suatu kampus. Saya menikmati pekerjaan ini karena sejalan dengan cita-cita saya ingin memberikan manfaat yang luas bagi manusia, ditambah lagi sudah mulai menemukan pola unuk manajemen waktu antara bekerja dan mengurus keluarga.

Akhir-akhir ini saya tertegun dengan kalimat: Muslim itu harus kaya. Tanpa harta pun kita bisa berkontribusi nyata untuk membangun peradaban ummat, namun tidak dapat kita tampikkan bahwa kemandirian finansial yang bagus juga modal yang harus dimiliki untuk mewujudkan Peradaban umat yang terhormat, bermartabat dan berdikari. Kita lihat saja fenomena di sekitar kita, betapa uang itu bisa membeli kekuasaan. Betapa mudahnya suatu informasi diputar balikkan dengan kekuasaan tersebut. Jika kita tidak berusaha menyelaraskan posisi kita, kita tidak akan punya bargain position di depan penguasa. Betapa semakin beratnya tantangan yang akan dihadapi oleh anak cucu kita dimasa mendatang. Jadi saat ini saya sangat bersemangat dan senang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan. Cara yang saya lakukan adalah Learning by doing. Memulai usaha kecil-kecilan, belajar secara otodidak dan harapannya nanti juga bisa menumbuhkan jiwa entrepreneur ini pada seluruh keluarga. Tentunya sebelum pemahaman ilmu entrepreneurship ini harus di  kokohkan dulu akidah dan akhlak agar tercapainya peradaban ummat yang sejahtera dan berakhlak mulia. Pada NHW#3 sudah saya sebutkan potensi yang saya miliki adalah sifat gigih dan senang belajar. dua hal ini akan menjadi modal buat saya mengeksplor diri dalam berkarya dan membina keluarga.

Saya senang dan memang harus menguasai ilmu parenting untuk memangun keluarga saya dan  saya senang melihat orang-orang mampu berdikari. Makanya dalam usaha yang saya rintis saat ini saya lebih menerapkan prinsip mitra bukan membuka usaha sendiri. Saya bermitra dengan distributor kain, konveksi dan juga dengan teman-teman yang tertarik untuk mulai berjualan. Setidaknya langkah kecil ini bisa dianggap sebagai dukungan saya pada orang-orang yang memiliki jiwa entrepreneur.  Saya juga sudah melibatkan anak-anak saya pada hal-hal ringan dalam usaha ini, setidaknya memahamkan dia untuk mengekplor diri seluas-luasnya. Manusia itu dinamis, karena dia melihat uminya mengurus rumah, bekerja di kantor dan juga berjualan. Seiring berjalannnya waktu tentu timgkat pemahamannya lebih luas.

Baiklah dari cerita panjang diatas yang tidak begitu runut (semoga dapat dipahami)🙆 saya mulai menyadari bahwa peran hidup saya adalah sebagai fasilitator.
Misi Hidup  : Menjadi seorang entrepreneur dan penyedia jalan untuk orang-orang yang ingin berdikari dalam hal finansial ( berwirausaha)
Bidang          :  Mompreneurship
peran            : fasilitator

Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup 
 Untuk menjadi seorang ibu yang bergerak dalam bidang wirausaha maka ada tahapan ilmu yang harus dikuasai, yaitu sebagai berikut:
1. Kepemimpinan dan manajemen : merupakan dua ilmu yang pertama harus dikuasai. Seorang entrepreneur harus punya kemampuan memimpin dan manajemen yang baik. Ditambah lagi disini saya mengambil bidang mompreneurship, jadi ilmu manajemennya haruslah sangat baik agar keluarga dan bisnis terkelola dengan baik, berjalan selaras dan seirama.
2. Marketing : bertujuan untuk menguasai pasar penjualan, dalam bidang ini kita juga belajar tentang bagaimana mengatur strategi untuk mencapai tujuan.
3. Kreativitas dan Inovasi : sangat penting dalam berbisnis, tanpa ada kreativitas dan inovasi yang bagus produk kita tidak akan bertahan lama dan tidak akan punya loyal customer. dalam tahap mempelajari ini saya jga bisa melibatkan anak-anak turut serta, meminta ide-ide dari mereka. kadang hal-hal polos yang terucapa dari mulut kecilnya bisa menjadi inspirasi buat kita.
4. Pengelolaa keuangan : ini adalah sangat penting untuk menjamin keberlangsungan dan pengembangan bisnis
5. Pegembangan dan pengelolaan SDM :Ilmu ini harus dimiliki agar kita dapat memetakan dengan baik potensi orang, tidak salah menempatkan posisi. Apalagi bisnis dengan melibatkan mitra, harus pintar-pintar memahami karakteristik orang dan menjaga hubungan baik.

MILESTONE  untuk mencapai MISI HIDUP
Tahun ini usia saya 31 tahun, saya tetapkan sebagai KM 0, berkomitmen untuk memeiliki sebuah toko offline dan 100 distributor online dari produk yang saya produksi & pasarkan. Demi mendukung komitmen tersebut saya mewajibkan diri saya minimal 2 jam sehari untuk mencari ilmu dan mempraktekkannya. Sehingga dalam rentang waktu 5 tahun sudah bisa terlihat hasilnya. berikut tahapan2nya:

KM 0 - KM 1 ( tahun 1) : Menguasai ilmu kepemimpinan dan manajemen
KM 1 - KM 2 (tahun 2): Menguasai ilmu Marketing
KM 3 - KM 3 (tahun 3) : Menguasai ilmu kreativitas dan inovatif
KM 3 - KM 4 (tahun 4): Menguasai ilmu keuangan
KM 4 - KM 5 (tahun 5): Menguasai Ilmu pengembangan dan pengelolaan SDM.

Misi hidup sudah saya buat lengkap dengan milestonenya, sekarang tinggal Just Do It!!! Semoga komitmen dan konsisten. Aamiin

Done NHW#4_FIFI
 

  
 

Rabu, 08 Februari 2017

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Berbicara rumah tangga berarti ada 3 hal pokok disana, yaitu rumah itu sendiri , orang-orang yang ada di dalam rumah tersebut (Keluarga) dan Lingkungan. Jika kita mau membangun suatu peradaban, bearti kita harus bisa mensinergikan ketiga komponen tersebut. Rumah harus bisa menjadi tempat yang nayaman dan aman untuk belajar dan mengembangkan diri. Keluarga dan Lingkungan yang mendukung juga syarat penting untuk membangun peradaban.

Baiklah, melanjutkan peran saya disini sebagai perempuan yang sudah berkeluarga, artinya saya juga punya tanggung jawab kepada suami dan anak disamping diri saya sendiri. Hal-hal apa saja yang harus saya lakukan untuk membangun sebuah peradaban dari dalam rumah? Pastinya yang pertama adalah saya harus benar-benar mengenali setiap pribadi yang ada dalam rumah saya yaitu suami dan anak-anak. Selanjutnya saya harus memahami apa peranan saya sesungguhnya dan kenapa saya harus berada di rumah ini beserta lingkungannya. Baiklah langsung saja saya mulai analisa satu-persatu.

a. Saya sebagai Istri
   Suami adalah panutan saya. Saya harus nyaman dengannya, menyayangi dan mencintainya agar kehidupan ini berjalan selaras dan seirama. Untuk itulah saya sudah menyelesaikan tantangan dari tim IIP untuk membuat surat cinta dan mengirimkan pada sang suami. Rasa-rasanya ini adalah surat cinta pertama yang saya buat :-) Dengan diksi yang mengalir begitu saja dan taraaaa.... jadilah beberapa paragraf yang puitis hehehe. Nah saya hanya akan mencantumkan respon suami atas surat yang sudah saya buat:
Seneeng dan agak geli sih dapat respon seperti ini, karena saya itu orangnya ga romantis dan ga verbal. jadi ga suka dipuji atau digombalin.... tapi mah katanya kita juga harus senang di romantisin dan memuji2 suami dengan kalimat2 romantis. karena bisa sebagai pengawet cinta ceunah hehehe

b. Saya Sebagai Ibu
 Anak kami 2 orang, yang pertama laki-laki usia 5,5 tahun dan adiknya perempuan usia 16 bulan. Potensi kaka menurut saya adalah robotik dan bahasa. Karena kakak sangat suka bermain lego dan senang bercerita. Sebagai sulung dia memang lebih cenderung agak 'keras kepala', hal ini bisa saya arahkan ke hal positif nantinya. sifat 'keras kepala' menjadi tegas dan bijak yang merupakan modal utama bagi dia nanti sebagai pemimpin, minimal memimpin keluarganya. Adek masih kecil jadi belum terlihat jelas potensinya, cuma adek orangnya perhatian dan ramah. Sifatnya ini bisa dikembangkan untuk menjadi  penyayang dan empati.

c. Saya Sebagai Individu
  Potensi terbesar dalam diri saya adalah sifat gigih yang saya miliki. Jika sudah punya keinginan saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya. Mungkin dengan berbekal sifat ini lah saya dihadirkan di tengah-tengah keluarga saya seperti sekarang ini. Suami saya adalah sosok yang sabar dan tenang. Let it flow... itu lah mungkin prinsipnya. Dengan sikap gigih yang saya miliki dan sikap tenang suami ini bisa menjadi kombinasi yang baik diantara kami berdua. Makanya, rencana2 yang tersusun dalam keluarga kami bisa dikatakan sebagian besar berasal dari saya, suami akan berperan sebagi penasehat dan pemberi keputusan akhir. Disaat apa yang saya rencanakan gagal, maka suami lah yang akan membesarkan hati saya dengan sifat sabarnya. Kedua anak kami adalah tipikal yang aktif, kalo kaka sudah terlihat sifat kritisnya. Mungkin Allah menakdirkan anak-anak seperti itu untuk meningkatkan kesabaran saya dan selalu menambah wawasan agar dapat menjawab semua pertanyaan mereka dengan baik. Kebetulan saya dan suami sama-sama senang belajar .

d. Saya sebagai bagian dari Lingkungan
 Saya dan suami sama-sama anak rumahan, berasal dari keluarga yang harmonis. Mungkin karena latar belakang itulah sekarang kami tinggal di lingkungan komplek yang nyaman seperti ini. Karena kami orang rumahan, kebetulan juga komplek saya orangnya individualis tapi masih perhatian. ya intinya tidak suka kepo dengan kehidupan orang lain. Lingkungan seperti ini adalah salah satu nikmat dari Allah menurut saya, kami dihadirkan disini agar bisa hidup dengan tenaang, tanpa banyak adaptasi sehingga akan lebih mudah untuk kami menentukan langkah untuk bermanfaat bagi sesama.

Kamis, 02 Februari 2017

Ceklist Indikator Profesionalisme Perempuan


FIFI_NHW#2

Nice homework pekan kedua ini benar-benar menantang buat saya, butuh perenungan maksimal. Materi berkaitan dengan profesionalisme. Kalau untuk urusan pekerjaan kantor tidak akan terlalu sulit menentukan standar profesionalisme ini, nah sekarang diminta untuk menentukan indikator profesionalisme perempuan yang bertangungjawab terhadap diri pribadinya, suami dan anak-anaknya. Mmmmm...mikir keras 😯💭

Baiklah saya mulai saja menuliskan indikator profesionalisme perempuan setelah  diskusi "sekilas" dengan abang dan abi. Semua ceklist yang saya buat ini akan menuju ke visi utama menjadi ibu profesional yang mampu melaksanakan semua misi dalam tahapan: bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif dan bunda shaleha

1. Ceklist Profesionalisme Sebagai Individu


  • Kualitas ibadah yang baik akan menentukan kualitas hidup. Untuk itu poin pertama yang harus di ceklist adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah harian : shalat tepat waktu, shalat tahajud minimal 2 kali seminggu, tilawah minimal 3 juz sepakan, shalat dhuha full dan menambah hafalan quran setiap pekannya minimal 3 ayat.
  • Meningkatkan skor toefl sampai lolos kualifikasi dari syarat beasiswa. Hal ini sebenarnya saya tujukan juga untuk memberikan dukungan dan sama-sama berproses dengan suami untuk mengejar beasiswa melanjutkan studi kami. 
  • Penjualan online shop tetap aktif minimal ada 4 order dalam sebulan. Belum berani membuat target banyak karena saat ini fokus terbesar saya pada poin 2, disamping itu modal buat iklan belum ada. jadi bikin target realistis aja dulu 😀.
  • Produksi hijab dengan brand hakima berjalan tahun ini dan terpasarkan dengan baik. Minimal punya 2 reseller tetap
  • Bisa menyetir mobil
2.  Ceklist Profesionalisme Sebagai Istri
      Bagian ini saya agak bingung untuk menulisnya, karena selama 6 tahun lebih pernikahan kami berjalan Alhamdulillah sudah sama-sama mengerti kelebihan dan kekurangan masing-masing. Suami tidak pernah menuntut di luar yang mampu saya kerjakan. Begitu pun sebaliknya, saya juga sudah menerima beliau apa adanya. jadi pas saya tanya juga cuma di jawab dengan senyuman dan menyerahkan kepada saya. Tapi baiklah, meskipun saat ini sudah baik (menurut kami) tidak salahnya untuk berproses menjadi lebih baik lagi. Sebagai istri tentu saja semua wanita ingin menjadi istri shaleha, Bahagia dunia dan akhirat, Sehidup Sesurga. Aamiin. Mudah-mudahan dengan indikator-indikator berikut kami akan dapat mewujudkan mimpi tersebut:

  • Shalat subuh jamaah di Masjid tiap hari.
  • Menyiapkan pakaian sebelum berangkat kerja. Kebiasaan yang sudah mulai saya tinggalkan semenjak hadirnya si kecil dan saya juga berangkat kantor lebih awal dari suami.
  • Tidak pernah memasang wajah cemberut di saat suami baru pulang kerja, meskipun hati saya sedang tidak enak dan fisik lelah  ✌
  • Tidak pernah meninggikan suara di saat lagi "diskusi hangat"✌😃
  • Mampu mengelola keuangan keluarga dengan baik sehingga tahun ini bisa daftar haji dan mengajak anak-anak liburan ke luar negeri.
3. Ceklist Profesionalisme sebagai Ibu
  • Tidak marah-marah. 
  • Suara tidak boleh tinggi saat menasihati (tidak ngomel berlebihan hehehe)
  • Abang bisa baca Al-Quran tahun ini
  • Membacakan buku setiap malam
  • Menepati dan melaksanakan semua kegiatan habis magrib yang sudah di diskusikan dengan abang
  • Menumbuhkan rasa sayang dan arti bersaudara pada abang dengan indikasi: abang tidak usil sama adek minimal 3 hari dalam seminggu. (PR berat banget nih, abangnya usil dan tipe adeknya yang pasrah, jadi kadang malah senang dipukul2/diangkat2 abangnya, dikira ngajak main 😌)
  • Mengenalkan arti berbagi pada anak dengan merutinkan progam sedekah sarapan tiap jumat
Sekian indikator-indikator ini dibuat, setidaknya poin-poin diatas akan selalu menjadi pengingat diri dan menjadi bahan evaluasi untuk menuju pribadi yang baik dan bermanfaat.

Cibinong yang lagi galau (sebentar hujan, sebentar panas 😆) , 2 february 2017

Rabu, 01 Februari 2017

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA

Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #3? Pekan ini kita akan belajar bersama a. Apa Itu Ibu Profesional? b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional? c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional? d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional? 🍀APA ITU IBU PROFESIONAL? Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota; Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang : a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik. 🍀APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL? Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu. 🍀MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL 1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anaknya. 2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul. 3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya 4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang. 🍀VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga. 🍀BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL? Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu : a. Bunda Sayang Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya b. Bunda Cekatan Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul. c. Bunda Produktif Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya d. Bunda Shaleha Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang. 🍀APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL? “Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA” Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka. Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb : BUNDA SAYANG a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya? b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi? c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini? d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak? BUNDA CEKATAN a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik? b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”. c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini? d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga BUNDA PRODUKTIF a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita? b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut? c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini? d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga? BUNDA SHALEHA a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini? b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada? c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus? d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut? Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb: “Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto Salam Ibu Profesional /Tim Matrikulasi Ibu Profesional/ 📚SUMBER BACAAN: Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008 Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012 Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013 Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014 Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2 #BATCH 3 #BOGOR



Lelaki Ku

Terpisah jarak dan waktu dari orang yang dicinta Pergi jauh dari tanah kelahiran demi wujudkan cita Tekad membaja sebagai bekal diri ...