Kamis, 21 Februari 2013

POLA ASUH TERBAIK BUAT ANAK



Hari ini tepat 16bulan 13 hari menjadi ummi bagi fayyad. Alhamdulillah fayyad tumbuh jadi anak yang sehat dan mudah2an jadi anak yang sholeh kelak. Sebagai newmom kadang masih merasa ga pede dalam mendidik anak, takut 'salah asuh'. So... mencobalah untuk mencari sumber2 yang memberikan informasi tentang pola asuh terbaik buat anak. Apalagi sekarang adalah masa2 golden age buat fayyad. Pada masa emas (golden age) antara 0-2 th, 2-4 th terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, antara lain volume otak. Maka perlu dioptimalkan dengan memberi asupan gizi yang memadai dan stimulasi/ rangsang panca indra yang cukup. Disamping itu, yang paling penting ahrus diingat adalah, anak merupakan sebuah amanah besar dari Allah. Anak bisa menjadi penuntun bagi kita ke surga, tapi sebaliknya jika kita tidak bisa mengemban amanah ini dengan baik maka anak bisa jadi penuntun ortu ke neraka. Jadi kita sebagai ortu benar2 harus memperhatikan pola asuh untuk anak sebagaimana perintah Allah dalam firmannya sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka …. (QS. at-Tahrim: 6)

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (QS. al-Khafi: 46)

pola asuh adalah pendidikan karakter. Bagi kita orang tua, karakter apa yang ingin kita tanamkan pada anak kita? Berikan contoh itu dalam sikap dan perbuatan serta kata-kata. Maka dengan mudah anak akan mencontohnya dan menyimpannya dalam memory bawah sadarnya dan akan dikeluarkan kembali pada saat “ada pemicunya”. Maksudnya? Saat kita memberikan contoh hormat dan sayang pada pasangan kita, saat anak kita menikah kelak maka dia akan mencontoh perilaku kita orang tua-nya terhadap pasangannya.

Sekarang ini sangat berlaku sekali kata-kata mutiara “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya” dan itu saya rasakan betul saat banyak klien saya yang merasakan bahwa kehidupannya adalah hasil dari “fotocopy” orang tua-nya. Kalo orang tua-nya memberikan pengaruh yang baik tidak masalah, tetapi jika rumah tangga berantakan seperti orang tua-nya maka ini adalah suatu musibah. Kenapa ini terjadi? Yah, saya rasa Anda sudah tahu jawabannya bukan?

Jadilah teladan bagi buah hati tercinta kita, pada mula dan awalnya anak akan selalu belajar dari lingkungan terdekatnya, yaitu orang tua. Mereka menyerap informasi dengan baiknya dari kelima indra mereka. Bukan hanya perkataan orang tua tapi sikap serta perilaku orang tua akan mereka serap juga, bahkan secara Anda tidak sadari.
Mengutip apa yang diungkapkan Dorothy Law Nollte:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri

Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya

 
Menurut Psikolog Monique Elizabeth Sukamto SPsi MSi menjelaskan, gaya pengasuhan terbagi dalam empat macam.
1. otoriter
Membatasi dan menghukum, menuntut anak untuk menuruti perintah orang tua dan tidak memberikan peluang yang besar kepada anak untuk berbicara.
2.otoritatif
Mendorong anak mandiri, tetapi masih menetapkan batas dan pengendalian atas perilaku anak. Orang tua menunjukkan kehangatan dan kasih sayang kepada anak.
3. permissive indifferent
orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak merasa keberadaan mereka tidak begitu penting bagi ortu.
4. permissive-indulgent.
ayah dan bunda sangat terlibat dalam kehidupan anak, tetapi menetapkan sedikit batasan/kendali terhadap anak. Anak tidak belajar untuk mengendalikan diri dan selalu ingin kemauannya dituruti.

Dari empat pola asuh diatas, yang paling idela adalah pola asuh otoritatif. Cara mendidik anak dengan pola asuh ini lebih responsif terhadap anak-anak mereka dan bersedia untuk mendengarkan.Ketika anak-anak gagal memenuhi harapan,orang tua lebih mengayomi dan memaafkan daripada menghukum.
Empat Dimensi Cara Mendidik Anak yang Baik Gaya Authoritative

1.Kontrol

Tegas,adil dan disiplin yang konsisten untuk membentuk perilaku anak sesuai dengan standar orangtua.

2.Mendengarkan

Secara aktif mendengarkan,mempertimbangkan pendapat dan perasaan anak.Dengan mendengarkan apa yang anak Anda katakan,Anda dapat menunjukkan mereka bahwa Anda menghargai pendapat mereka.

3.Ekspektasi

Ekspektasi atau dorongan orangtua pada anak untuk tampil baik di bidang intelektual,sosial,emosional dan spiritual.

4. Kasih Sayang

Kehangatan,memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan Anak serta menghargai prestasi anak.

Dalam penerapannya, lebih mudah apabila antara ayah dan bunda sejalan, yaitu memiliki gaya pengasuhan yang sama-sama otoritatif. Yang menjadi problem adalah ketika gaya pengasuhan ayah dan bunda berbeda.Ketika anak merasakan perbedaan pola asuh dari ayah dan ibunya, dikhawatirkan interaksi dalam keluarga tidak berjalan optimal. Bisa jadi, anak akan cenderung memilih untuk dekat dengan yang permisif. Sementara itu, sosok ortu yang lebih tegas akan dijauhi. Atau, anak hanya akan menaati aturan ketika sosok yang dia takuti ada di rumah. Menurut Psikolog monique, yang diperlukan bukan anak takut kepada ortu, melainkan anak bisa memiliki pengendalian diri yang bagus serta tetap dekat dengan orang tuanya.
 
Jika kita orang tua, ingin tahu berapa nilai Anda sebagai orang tua dalam mendidik anak, ada cara mudah mengetahuinya. Raport pertama anak kita pada waktu sekolah (play group atau TK), itu adalah raport milik kita orang tua, bukan anak. Anda dapat berkaca dari hasil tersebut, bagaimana kualitas “produk” (baca: anak) Anda. Nah itu adalah raport awal saat 3-5 tahun Anda membentuk keluarga dan mendidik anak. Tapi jika mau tahu hasil akhirnya lihatlah kehidupan anak Anda ketika dia sudah berada didalam kehidupan sebenarnya. Lihatlah pergaulannya, cara berbicara dan bersikap dan jika kita orang tua lebih jeli dan bijak lihat keuangannya. Semakin baik kondisi keuangan anak Anda berbanding lurus dengan karakter yang dimiliki anak Anda (yang halal tentunya) (Wibowo).
 
DAFTAR ACUAN
  1.  http://www.ubaya.ac.id/ubaya/news_detail/1015/Empat%20Pola%20Didik%20Anak:%20Ayah%20dan%20Bunda%20Harus%20Kompak.html
  2. http://www.pendidikankarakter.com/peran-pola-asuh-dalam-membentuk-karakter-anak/
  3. http://tipkecantikan.com/bunda-anak/cara-mendidik-anak-yang-baik-dengan-pola-asuh-authoritative/
  4. http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/05/pola-asuh-dalam-perspektif-ajaran-islam.html
  5. http://www.eramuslim.com/konsultasi/keluarga/pendidikan-anak-dlm-islam.htm#.USYfc6yUNH0

 

Lelaki Ku

Terpisah jarak dan waktu dari orang yang dicinta Pergi jauh dari tanah kelahiran demi wujudkan cita Tekad membaja sebagai bekal diri ...