Jumat, 09 Juni 2017

Tantangan Komunikasi Produktif : hari kesepuluh

Progress dari cerita kemaren, abang menunjukkan perubahan yang positif. Sehari ini abang jadi anak manis. Abang tidak memukul adek. Abang jadi lebih asyik eksplor legonya karena sudah tidak ada lagi gangguan dari tablet 😅. Sore hari pun abang lebih memilih tidur dari pada main sepeda keluar. Adek tadi sempat iseng sama abang, kima mukul abang namun abang berhasil menahan diri agar tidak membalas. Umi tadi meminta kima untuk meminta maaf. Kedua kakak beradik itu pun langsung bermaafan, bersayang-sayangan dan berpelukan. MasyaAllah adem benar melihatnya semoga seterusnya seperti ini.

Sebelum tidur malam hari, umi meminta abang duduk dikasur. Kami saling bertatapan dan berkata. Abang umi izin peluk abang ya (lalu berpelukan). Hari ini umi senang sama abang karena: 1. Abang tidak iseng sama adek 2. Abang mampu bersabar saat adek iseng 3. Abang melakukan tugas dengan baik : shalat ke mesjid dan mengaji. Umi bangga sama abang. Terus menjadi anak yang baik ya.

#gamelevel1
#day10
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip

Waktu yang Tepat

Sahur 8 Ramadhan 1432 H adalah momen bahagia bagi saya dan suami. Detik itu juga kami resmi menjadi seorang Umi dan Abi. Suara tangis membahana di sebuah klinik bidan di sudut payakumbuh disertai dengan tawa bahagia tante, nenek dan kakek dan tentu saja ortu jagoan kecil tersebut. Yup..selain kami berdua yang berubah status, saat itu ortu kami pun resmi menyandang status kakek dan nenek.

Perjalanan mendapatkan buah cinta ini tidak bisa dibilang mudah namun tidak bisa juga dibilang sulit. Bayi merah yang bernama Fadhil Fayyad Hamizan tersebut harusnya menjadi anak kedua kami. Dua bulan setelah menikah saya dinyatakan positif hamil. Alhamdulillah wa syukurillah karunia yang tidak terkira kami rasakan saat itu. Apalagi saat itu saya sedang menyiapkan seminar hasil tesis saya. Sudah terbayang dalam ingatan kala itu betapa seksi dan cantiknya saya saat wisuda dengan perut yang pasti semua wanita mengidamkan untuk merasakannya.

Kebahagian itu ternyata tidak berlangsung lama. Allah ternyata sudah punya rancangan lain untuk kami. Kita manusia hanya bisa berencana namun yang akan berlaku adalah rencana dari Allah. Dan Allah sebaik2 penyusun rencana (QS. Ali Imran : 54). Satu minggu berselang setelah seminar, saya mengalami pendarahan dan harus dirawat serta dilanjutkan dengan bedrest selama 2 minggu lebih. Suami senantiasa mendampingi, kala itu saya menjadi orang terlemah. Tidak boleh sama sekali bergerak turun dari tempat tidur. Jika bergerak maka darah yang keluar akan bertambah. Suami lah yang menyuapi, membersihkan dan selalu menguatkan saya.

Sepertiga malam medio Juni 2010, saya merasakan sakit perut yang luar biasa. Serasa ada yang mengacak-ngacak perut dan memaksa keluar. Lantunan dzikir terus terucap dari bibir dan berusaha untuk tetap tenang. Saya meminta suami untuk shalat tahajud. Disaat suami shalat terasa ada sesuatu yang keluar, rasanya seperti darah haid yang keluar. Tiba-tiba sakit perut saya hilang. Saya tidak berani untuk langsung melihatnya saat itu. Saya belum siap dan memutuskan untuk melanjutkan tidur. Saat suami bertanya pun saya bilang kalau sudah tidak sakit perut lagi. Pagi harinya, saya langsung ke kamar mandi. Segumpalan darah besar teroongok di depan mata saya. Kami langsung memutuskan ke dokter dan benar saja gumpalan darah itu adalah janin kami. Saat itu janin kami berusia 7 minggu. Rasa sedih menyelimuti, suami menguburkannya di belakang rumah. Beberapa hari saya seperti orang aneh, suka nangis dan ngomong sendiri di depan "makam" janin kami. Butuh waktu yang cukup lama buat saya bangkit kembali. Ada juga semacam perasaan khawatir apakah saya akan diamanahi lagi sama Allah atau tidak. Suami yang selalu membesarkan hati dan membantu saya untuk bangkit kembali agar segera menyelesaikan studi yang tinggal satu tahap lagi untuk kelulusan.

Enam bulan berselang dari kejadian tersebut, Allah kembali mengamanahi kami benih dalam rahim saya. Meskipun saya tidak jadi wisuda dengan perut seksi, saya tetap bangga bisa melewati semua proses tersebut. Mungkin ini lah yang dipersiapkan Allah buat keluarga kecil kami, mengamanahi kami seorang anak diwaktu yang tepat. Iya waktu yang tepat, dimana saya sudah menyelesaikan tugas belajar saya sehingga tidak stress dan fokus pada keluarga dan saat kami sudah mampu menyediakan rumah mungil untuk tumbuh kembang anak-anak kami.

Setiap kehamilan punya cerita. Meskipun berkembang dalam rahim yang sama, kisahnya pasti akan berbeda. Alhamdulillah anak pertama dan kedua saya lewati dengan persalinan normal dalam waktu yang cepat. Kurang dari satu jam mulai dari pembukaan awal sampai lahir. Sekarang lagi menikmati kembali tumbuh kembang embrio dalam rahim. Semoga sehat selalu dan lahir dengan sehat lengkap.

Tantangan Komunikasi Produktif : Hari kesembilan

Pagi ini sebelum berangkat kantor terjadi drama di rumah. Sebenarnya umi sudah telat jadi tadi agak buru2. Abang juga baru bangun sedangkan kima sudah selesai sarapan. Bangun tidur abang langsung nyalain TV. Entah apa penyebabnya tiba-riba abang memukul kepala kima dengan senter. Kima labgsung nagis dan umi langsung histeris. Lost kontrol umi pun jadi memukul abang. Astagfirullah... maafkan umi.

Kesalahan dalam berkomunikasi di pagi ini, umi tidak bisa menahan emosi tanpa tabyyun terlebuh dahulu. Setelah drama berlalu umi ngajak ngobrol abang, kenapa mukul adek? Abang bilang yang duluan mukul tadi kima. Umi g liat. Iya sih tadi umi lagi fokus ngobrol sama bibi. Tapi bagaimana pun sikap abang ini tidak bisa dimaafkan begitu saja, karena sudau sering banget berulang abang iseng kima pada daerah kepala yang sangat sensitif dan berbahaya jika luka. Akhirnya umi minta komitmen abang. Tablet abang umi sita. Kemudian umi menawarkan pilih sepeda abang dijual atau berjanji untuk tidak mukul2 adek lagi. Abang bilang dia mau janji. Oke kita liat ke depannya apakah abang bisa komitmen. Yup..kenapa saya mengasih 2 komitmen tersebut karena memang jelas sekali terlihat jika abang terlalu asyik main game dengan sibuk main lego dan sejenisnya. Terus kenapa sepeda? Karena abang main sepedanya ugal2an kaya teman2nya.jadi ini kesempatang juga buat umi observasi dampak abang tidak main sepeda, apakah baik atau buruk.

#gamelevel1
#tantangan10hari
#day9
#kuliahbunsayiip

Kamis, 08 Juni 2017

Tantangan komunikasi Produktif: hari kedelapan

Berperang dengan kalimat-kalimat ancaman menjadi target fokus saya saat ini. Sebenarnya mungkin maksudnya sama, misalnya:
Abang coba diam kalau ga diam ga jadi ya dibeliin es krim.kalimat tersebut mungkin akan lebih enak didengar jila diubah menjadi : Abang sudah selesai belum menangisnya? Kalau sudah ayuk kita pergi beli eskrim. Dua kalimat itu maksudnya sama, agar anak berhenti nangis dan bisa pergi segera. 
Memang harus banyak2 beristigfar dan tarik nafas panjang jika anak mulai tantrum. Ada saatnya juga malah lebih baik meninggalkan mereka beberapa saat memberikan ruang bagi mereka untuk melepaskan semua emosinya. Kadang cara ini juga lebib efektif dan cepat dalam pencarian solusi.

#gamelevel1
#day8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip

Rabu, 07 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif : hari ketujuh

Sepulang kantor kemaren abang tampak sibuk sekali. Legonya dimasukin rapih ke dalam tas lego. Tas sekolahnya terisi penuh. Kedua ta terebut dijejer rapih diatas sofa. Kemudia abang mengambil secarik kertas kosong dan minjam spidol untuk nulis.  "Umi ajarin abang kalau nulis kalimat : jangan lupa bawa tas dan lego ".
Lalu umi mengeja satu-saru huruf sambil dia nulis. Disela-sela menulis abang nyeletuk,
A: umi benar kan besok kita mudik ke rah uwo (red : uwo = nenek)?
U: Tidk bang, masih lama.
A : (Tanpa di duga abang langsung mengamuk dan histeris)  Koq masih lama kan umi yang bilang besok. Umi bohong.
U: Kapan bang, umi bilang besok. Kan umi udah bilang masih lama
A : umi bohong. Benar umi bilang gitu (sambil mukul2 dan nendang2 termasuk nendang ke adeknya juga

Karena kondisi fisik umi yg juga lagi drop sempat keluar intonasi yang tinggi dan bilang. Anang umi ga suk abang kaya gitu, abang sering banget kaya gini. Suka salah tangkapa omongan umi dan membuat kesimpulan sendiri. Ya sudah abang diam jangan ngamuk. Umi tidak suka.jalau abang ga bisa diam ta sudah ga usau ikut umi ya, umi mau ke minimarket sama kima. Abang langsung diam

Setelah kejadian diatas sayansangat menyesal tidak bisa mengatasi emosi fayyad dam emosi diri sendiri. Sering sekali terjadi salah kaprah begini antrmara saya dan fayyad. Fayyad daya analisanya terlalu tinggi menurut say, jadi kadang dia punya kesimpulan sendiri dari apa yang  saya sampaikan padanya. Betapa terluka hatinya, yang tadinya senang dan semangat mempersiapkan mudik kemudian kecewa dan saya masih bel bisa menemukan metode yang pas untuk mengatasi salah kaprah terhadap hal2 sederhana ini. Dan yang paling membuat saya suka kelimpungan daya ingatnya yang kuat. Saya pernah marahin dia atau berbuat salah pada dia saat dia masih usia 2 than masih diingatnya sampai sekarang. Padahal saat itu saya sudah mibta maaf dan fayad pun sudah memaafkan saya. Namun sering sekali dia masih mengungkit2 ini.

Masih terus belajar untuk soal ini. Untuk mengatasi emosinya saat itu saya sudah bisa. Tidak beberapa lama dari kejadian diatas fayyad pun gembira kembali. Nah cuma akan selalu menjadi PR bagi  saya agar tidak ada lagi salah persepsi antara kami berdua 😊

#gamelevel1
#tantangan10hari
#day7
#kuliahbunsayiip

Selasa, 06 Juni 2017

Tantangan komunikasi produktif : Hari keenam

Komunikasi merupakan sesuatu yang memegang peranan penting dalam hubungan sosial antar individu, termasuk dengan pasangan. Seringkali permasalahan dimulai karena adanya komunikasi yang kurang baik atau miss communication. Menurut saya menyelaraskan komunikasi dengan pasangan itu adalah seumur hidup sama hal nya dengan merawat cinta.

 Bagi saya dan suami prinsip 7 - 38 -55 biasanya lebih efektif untuk saling memahami maksud masing2. Diawali dengan ini kemudian baru kami berdua ngobrol untuk menjelaskan dan mengklarifikasi apa yang masing-masing diinginkan. Dalam hal komunikasi ini kami juga sudah punya kesepakatan, sehubungan kami berdua bekerja di ranah publik, selama jam kantor komunikasi hanya dilakukan untuk hal-hal yang memang perlu dibicarakan saat itu. Jika tidak perlu dan butuh waktu khusus maka saat jam kantor hanya minta izin waktu nanti sepulang kerja ada yang mau didiskusikan.

Teringat dulu waktu awal-awal menikah, layaknya mungkin pasangan lain. Saya rajin sms suami minimal 2 kali sehari dengan pertanyaan : sudah sampai kantor?, sudah makan siang?  Dan sejenisnya. Biasanya cuma dijawab singkat atau kadang malah ga dijawab 😅 Akhirnya suami konfirmasi ke saya kalau bagi dia sms semacam itu cukup mengganggu selama jam kerja. Saya pun sebenarnya melakukan hal itu hanya sebagai ungkapan perhatian. Karena takutnya kalau tidak ditanya suami menyangka saya tidak perhatian.eh..  ternyata dugaan saya salah 😂 Akhirnya kami sepakat sms semacam itu ditiadakan kecuali kalau memang lagi dinas luar kota boleh bertanya hal seperti itu. Jadi sekarang lebih banyak berusaha menciptakan komunikasi dua arah antara saya dan suami. Bukan semacam FAQ yang satu bertugas bertanya dan satunya hanya menjawab. 

#gameLevel1
#Komunikasproduktif
#day6
#kelasbunsayiip

Senin, 05 Juni 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif : hari kelima

Pagi ini diawali dengan komunikasi yang kurang produktif antara umi dan kima. Setelah ikutan makan sahur dan mengajak kkima kembali tidur, dia berontak. Terus ya dibiarkan saja dulu bermain. Tak lama dia meminta sesuatu. Namun umi tidak paham apa yang disampaikannya. Kima malah nangis. Umi mencoba mensiasati ke yang lain. Kima juga ga mau malah marah-marah, mukul-mukul. Dengan kondisibyang masih kliyengan, umi berusaha menarik nafas namun kima malah tambah menjadi2. Berusaha menjawab apa yang diinginkannya ternyata semua jawab umi keliru. Karena kima tambah mengamuk, dan juga sambil mukul-mukul.akhirnya umi lepas kontrol juga. Keluar intonasi dana tinggi "kima diam" Alhasil kima malah menangis. Hiks..hiks.. akhirnya dibelai2 dan sambil disusui kima tertidur juga.

Benar-benar masih PR besar baginsaya dan suami dalam hal kontol emosi ini kepada anak-anak. Terus belajar dan memperbaiki diri

#GameLevel1
#day5
#komunikasiroduktif
#kelasbunsayiip

Minggu, 04 Juni 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif : hari keempat

Hari ini terasa sangat panjang. Badan dari pagi ga enak, mual-mual dari sahur. Aksi duo FH hari ini lumayan juga 😎 Dimulai dari rebutan makanan, rebutan bolak-balik naik motor , masuk mobil dan berakhir main lumpur di taman.

Alhamdulillah hari ini urusan domestik dibantuin Abi. Mulai dari jagain anak2 (saat umi tidur siang karena kliyengan) sampai masak menu buat buka puasa 😍



Fisik yang kurang fit hari ini ditambah duo FH yang super aktif, umi pun agak susah mengintrol emosi. Sempat tadi umi nasehatin kima dengan intonasi yang tinggi karena tidak mau makan, berantakin makanan dan mukul2 abang.

#GameLevel1
#day4
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



Sabtu, 03 Juni 2017

Tantangan 10 hari KomProd: Kontrol Emosi part#2

"Abang ga boleh gitu"
"Abang jangan gitu nak ke adek.kasian adeknya"
"Abaaang... telinganya dengar ga, umi bilang apa? 😈"

Beberapa kalimat diatas sering banget terucap dari mulut saya saat abang iseng  sama kima. Mulai dari nada yang biasa saja sampai keluar tanduk (maap keun🙏) Padahal setelah keluar tanduk tersebut saya selalu menyesal dan minta maaf. Tapi ya begitu juga nanti terulang lagi saat mereka berdua berantem lagi. Banyak2 istigfar dan tarik nafas.

Ternyata kalimat2 diatas tidak produktif dalam menyelesaikan konflik adek kakak ini yang ada malah abang tetap lanjut iseng sama sang adek.

Saya mulai mengamati, setiap berantem biasanya adek selalu merajuk minta pertolongan. "Umiiii..." dan spontan saya pasti akan langsung bela adek dan menasehati abang. Ternyata ini salah karena adek jadi kebiasaan dan abang merasa tidak terima karena terkdang pemicu mereka berantem dimulai dari adek yang duluan iseng sama abang 🙇

Saat mereka berantem, adek pun merajuk saya cuekin saja. Pergi menghindar tapi sambil intip2. Takut juga kalo sampai membahayakan berantemnya. Saya ngasih waktu pada mereka berdua untuk menyelesaikan masalahnya. Ya saya harus tahan saja mendengar teriakan mereka beberapa saat. Alhamdulillah cara ini lumayan berhasil menenangkan mereka. Saya pun sekarang tidak langsung menasehati abang. Saat kondisi tenang saya
ajak abang ngobrol. Menanyakan kenapa tadi berantem. saat diskusi ini saya usahakan abang dalam posisi senyaman mungkin, dipangku atau sambil dielus2. Biasanya abang akan cerita semuanya dengan jelas dan saya jadi paham akar masalahnya.

#level1
#day3
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Jumat, 02 Juni 2017

Tantangan 10 hari KomProd : Kontrol emosi

Day#2

Anak kecil itu nalar pendek - emosi tinggi sedangkan orang dewasa : nalar panjang - emosi rendah. Begitulah yang tercantum dalam materi komprod. Mmm...tapi dalam pelaksanaannya sangat sulit memperpanjang nalar ini. Jadi nya kita ikut-ikutan seperti anak2 hehehe. Mengingat pola komunikasi selama ini banyak sekali yang tidak produktif yang saya lakukan terutama dalam mengendalikan emosi dan kontrol intonasi suara. Saya gampang sekali tersurut amarah saat si kecil mulai "ngamuk" . Maafkan umi dan abi nak 🙏

 Yup, saya dan suami punya masalah yang sama dalam kontrol emosi ini. Namun perlahan mulai belajar untuk memanjangkan nalar sehingga emosi rendah. Banyak2 istigfar dan tarik nafas. Ternyata benar dua hal ini sangat ampuh untuk meredakan emosi yang sedang tinggi. Alhamdulillah ada kemajuan sedikit dari perubahan sikap abang dan kima. Hari ini mereka cuma berantam sekali. Dan hari ini pun kima sudah paham cara meminta maaf ketika salah.  Tadi saat saya lagi makan, kima melempar saya dengan mangkok kosongnya. Saya berusaha tenang, mimik wajah senyum dan menatap. Saya terharu kima bilang " ash..ash (red : maaf) sambil mengulurkan tangan dan tersenyum.

Fyi : kima ( 20 m), Abang (5y10m)

#Gamelevel1
#day2
#tantangankomunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


Lelaki Ku

Terpisah jarak dan waktu dari orang yang dicinta Pergi jauh dari tanah kelahiran demi wujudkan cita Tekad membaja sebagai bekal diri ...