Selasa, 13 Mei 2014

Yes, I'm a mommy

3rd year to be a mommy
what I felt??
Happy.. of course
Exhausted..... mmmm, sometime
Sad....... nope
excited......yes
worry... always but can be to controll

I'm a mommy...it means
I should learn to be a good mommy
I must keep 'gift' from Allah
I will always 24 hours in a day
I have 'a life doll' hehehe

Son makes me more patient
Son have changed my life to be a good goal and ways
Son have pushed me to be a discipline person
Son had coloring our life


Selasa, 25 Maret 2014

Bangga menjadi Working Mommy

Judul diatas bukan buat nyombong...tapi sebagai penyemangat bagi para WM yang lagi galau dengan segala permasalahannya. Sebagai seorang wanita kodrat kita adalah menjadi istri dan seorang ibu. So, yang menjadi tanggung jawab utama kita adalah mengurus suami dan anak di rumah. Namun, di era modern sekarang ini seorang ibu juga dituntut untuk bekerja di luar rumah guna menunjang perekonomian keluarga dan sebagai bentuk aktualisasi diri. Tidak salah memang kalo kita memilih menjadi ibu pekerja (ini bukan pembelaan pribadi lho....), tapi kita juga harus ingat konsekuensi yang harus kita jalani jika memilih jalan ini.

Bagi saya pribadi, jadi WM adalah suatu tantangan, membuat hidup jadi lebih hidup ( kata iklan ). Agar kita sukses dalam mengurus rumah (anak dan suami) dan lancar jaya dengan urusan pekerjaan di kantor, ada beberapa hal yang harus kita lakukan:

1. Luruskan niat.
Luruskan niat kita bekerja untuk apa. Saya pernah juga mengalami kegalauan seorang WM...kondisi dimana yang benar-benar membuat saya ingin berhenti bekerja. setelah diskusi dengan suami, suami jawabnya begini, kalo kamu tidak kerja kamu akan mersa hidupmu tidak ada manfaatnya bagi orang lain.Saya sangat bersyukur dijodohkan dengan seorang pria yang begitu sabar dan pengertian. saya tau kenapa suami saya jwabnya seperti itu, karea dia sangat mengerti saya orangnya bukan tipikal yang betah di rumah seharian dan juga ga bakat kalo pun disuruh 'usaha' dari rumah ^=^ . Oke mulai saat itu saya luruskan niat dan tekad saya kalo say bekerja atas ridho suami demi kebaikan anak kami nantinya. Kebaikan disini bukan hanya semata dengan terjaminnya finansial keluarga tapi lebih ke pola pikir dan pola asuh saya yang berkembang karena banyak sosialisasi dengan rekan2 senasib dan seperjuangan hehehe. maklum tinggal di kota "besar" dan lingkungan komplek yang indiviualis otomatis akan membatasi sosialisasi diri dengan dunia 'nyata'

2. Tentukan skala prioritas
Hal ini sangat penting bagi seorang WM, karena asyik bekerja dia jadi bablas mengejar karir...back to niat. Ingat ...tugas kita adalah sebagai ibu dan istri. Urusan nafkah merupakan tanggung jawab utam suami, kita hanyalah sebagai pembantu dalam kecukupan nafkah. Jika berada dikantor maksimalkan waktu untuk menyelaesaikan pekerjaan di kantor.... nah ketika di rumah..jangan pernah buka-buka lagi pekerjaan kantor. saatnya untuk 'bekerja' bersama anak2 kita. Kalo pun ada pekerjaan yang harus di bwa pulang, komunikaiskan dengan suami. Setidaknya saat kita harus mengerjakan pekerjaan ini di rumha, anak-anak masih ada yang menemani main yiatu ayahnya. 

3. Good time management

Penting banget agar kita ga keteteran dalam pekerjaan kantor dan urusan anak. jika perlu buatlah time table mingguan hal-hal yang harus dikerjakan dokantor dan begitu juga buat di rumah. mungkin time table dirumah meyangkut tentan menu masakan harian, buku bacaa si anak atau kegiatan2 khusus yang harus dilakukan bersama keluarga.



Si Peniru Ulung

Apa yang kita tanam itu lah yang akan kita panen
Guru kencing berdiri murid kencing berdiri
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya

Pepatah-pepatah diatas sangat familiar di telinga kita. Bisa dikatakan 100% pepatah tersebut juga terbukti dalam kehidupan sehari-hari, contoh yang paling dekat adalah dalam mendidik anak. Fayyad sekarang dalam fase-fase menjadi "peniru ulung". Usia sekitar 1-2 tahun mungkin dia hanya bisa meniru secara tindakan, sekarang menginjak usia 2y3m fayyad menjadi siaran ulang dari ucapan dan tindakan abi dan uminya.

Bagi saya ini adalah masa-masa yang sangat menyenangkan, sering kali saya menhan tawa melihat dia menirukan 'gaya kami' dalam memperlakukannya. Maknya saya ingin mendokumentasikan beberapa penggalan sketsa membersamainya dalam fase ini.

Sketsa 1: minta tolong

Saya selalu menerapkan kepada fayyad jika mau sesuatu, misalnya pengen minum susu harus pakai kata tolong. Suatu waktu saya lagi mengerjakan sesuatu:
Fayyad (F) : Mi, fayyad mau susu sambil ngerengek
Umi (U)     : mmm..kok gitu mintanya, cara nya gimana
F               : Mi, minta tolong ya..minta tolong susu fayyad
U              : Oke, sebentar ya nak, sebentar banget umi selesaikan dulu pekerjaan umi
F               : Ya....
tak lama setelah itu saya pun ambilkan susunya.
Selang beberapa hari, saya minta tolong sama fayyad, saat itu fayyad lagi asyik main mobil2an
U : Dek, tolong pijitin umi ya
F: Sebental ya mi, sebental banget..
 U : ^_^

Sketsa 2 : Ekspresi melihat rumah berantakan
Kalo fayyad sudah maennya kelewatan ' artinya berantakan banget..bangeet..' kadang saya suka spontan berucapa : Astagfirullahal'adzim ..siapa nih yang berantakin. Nah, malam tadi dia kan lagi maen mewarnai..seperti biasa bukunya akan bertebaran dimana-mana. sebelum diberesin kami bertiga keluar rumah sebentar makan malam. Nah, sepulangnya dari luar..pasa buka pintu dengan wajah innocentnya dia langsung bilang : "Astagh.....dziim...siapa yg belantakin nih".
Kembali saya cuma bisa menahan tawa. kenpa tawanya ditahan..karena klo saya ketawa dia jadi malu dan menurut saya itu akan mematikan kreativitas dan keberaniaanya. Bagi kita sih itu bisa jadi sesuatu yang lucu atau ga penting...tapi bagi batita itu adalah masa-masa merekan untuk berekspresi. Jika suka diketawain dari kecil biasanya anak2 nanti akan tumbuh jadi anak yang pemalu dan minder pada saat dewasa.

Apapun tindakan mereka, sekonyol apa pun itu...atau sesuatu yang kadang mungkin tidak penting jangan pernah dicuekin...selalu berikanlah tanggapan positif.

Sketas 3 : negosiasi

F : Mi, fayyad mau mobil2an, sepitol , dinosauus
U :  tadi maen odong-odongnya berapa?5 ribu ya?
F : iya....
U : Nah sekarang gimana kalo fayyad main odong-odongnya ga usah tiap hari dan ga usah lama-lama. bilang aja ke abangnya "bang odong-odongnya 2 lagu aja ya, ga usah lama-lama.fayyad mau nabung, mau beli mobil2an, sepitol"
beberapa hari kemudian dia kembali minta dibelikan mobil2an dan sepitol. saya langsung ingetin, umi bilang apa klo mau beli mobil2an? Spontan dia langsung berceloteh : klo mau beli mobil2an, sepitol abung dulu ya mi. maen odong2nya bental aja...bang 2 aja ya lagunya...fayyad mau abung mau beli mobil, sepitol.
Mulai saat itu klo pun ada odong2 lewat dia tidak nangis lagi minta naik odong2, sekali-sekali aja klo lagi kangen ama odong2nya :-)

Lihat lah, betapa polos dan jujurnya anak2. Lima tahun pertama dalam hidupnya adalah masa-masa emas perkembangan otak. Jika saat ini kita gunakan untuk menyemai benih2 yang berkualitas, memberikan contoh yang baik... saat mereka sudah beranjak dewasa nanti kita sudah bisa menikmati hasil panen yang berkualitas dan anak kita akan menjadi sesuai dengan harapan yang selalu kita selipkan dalam setiap do'a kita.

 

Lelaki Ku

Terpisah jarak dan waktu dari orang yang dicinta Pergi jauh dari tanah kelahiran demi wujudkan cita Tekad membaja sebagai bekal diri ...