Kamis, 02 Februari 2017

Ceklist Indikator Profesionalisme Perempuan


FIFI_NHW#2

Nice homework pekan kedua ini benar-benar menantang buat saya, butuh perenungan maksimal. Materi berkaitan dengan profesionalisme. Kalau untuk urusan pekerjaan kantor tidak akan terlalu sulit menentukan standar profesionalisme ini, nah sekarang diminta untuk menentukan indikator profesionalisme perempuan yang bertangungjawab terhadap diri pribadinya, suami dan anak-anaknya. Mmmmm...mikir keras 😯💭

Baiklah saya mulai saja menuliskan indikator profesionalisme perempuan setelah  diskusi "sekilas" dengan abang dan abi. Semua ceklist yang saya buat ini akan menuju ke visi utama menjadi ibu profesional yang mampu melaksanakan semua misi dalam tahapan: bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif dan bunda shaleha

1. Ceklist Profesionalisme Sebagai Individu


  • Kualitas ibadah yang baik akan menentukan kualitas hidup. Untuk itu poin pertama yang harus di ceklist adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah harian : shalat tepat waktu, shalat tahajud minimal 2 kali seminggu, tilawah minimal 3 juz sepakan, shalat dhuha full dan menambah hafalan quran setiap pekannya minimal 3 ayat.
  • Meningkatkan skor toefl sampai lolos kualifikasi dari syarat beasiswa. Hal ini sebenarnya saya tujukan juga untuk memberikan dukungan dan sama-sama berproses dengan suami untuk mengejar beasiswa melanjutkan studi kami. 
  • Penjualan online shop tetap aktif minimal ada 4 order dalam sebulan. Belum berani membuat target banyak karena saat ini fokus terbesar saya pada poin 2, disamping itu modal buat iklan belum ada. jadi bikin target realistis aja dulu 😀.
  • Produksi hijab dengan brand hakima berjalan tahun ini dan terpasarkan dengan baik. Minimal punya 2 reseller tetap
  • Bisa menyetir mobil
2.  Ceklist Profesionalisme Sebagai Istri
      Bagian ini saya agak bingung untuk menulisnya, karena selama 6 tahun lebih pernikahan kami berjalan Alhamdulillah sudah sama-sama mengerti kelebihan dan kekurangan masing-masing. Suami tidak pernah menuntut di luar yang mampu saya kerjakan. Begitu pun sebaliknya, saya juga sudah menerima beliau apa adanya. jadi pas saya tanya juga cuma di jawab dengan senyuman dan menyerahkan kepada saya. Tapi baiklah, meskipun saat ini sudah baik (menurut kami) tidak salahnya untuk berproses menjadi lebih baik lagi. Sebagai istri tentu saja semua wanita ingin menjadi istri shaleha, Bahagia dunia dan akhirat, Sehidup Sesurga. Aamiin. Mudah-mudahan dengan indikator-indikator berikut kami akan dapat mewujudkan mimpi tersebut:

  • Shalat subuh jamaah di Masjid tiap hari.
  • Menyiapkan pakaian sebelum berangkat kerja. Kebiasaan yang sudah mulai saya tinggalkan semenjak hadirnya si kecil dan saya juga berangkat kantor lebih awal dari suami.
  • Tidak pernah memasang wajah cemberut di saat suami baru pulang kerja, meskipun hati saya sedang tidak enak dan fisik lelah  ✌
  • Tidak pernah meninggikan suara di saat lagi "diskusi hangat"✌😃
  • Mampu mengelola keuangan keluarga dengan baik sehingga tahun ini bisa daftar haji dan mengajak anak-anak liburan ke luar negeri.
3. Ceklist Profesionalisme sebagai Ibu
  • Tidak marah-marah. 
  • Suara tidak boleh tinggi saat menasihati (tidak ngomel berlebihan hehehe)
  • Abang bisa baca Al-Quran tahun ini
  • Membacakan buku setiap malam
  • Menepati dan melaksanakan semua kegiatan habis magrib yang sudah di diskusikan dengan abang
  • Menumbuhkan rasa sayang dan arti bersaudara pada abang dengan indikasi: abang tidak usil sama adek minimal 3 hari dalam seminggu. (PR berat banget nih, abangnya usil dan tipe adeknya yang pasrah, jadi kadang malah senang dipukul2/diangkat2 abangnya, dikira ngajak main 😌)
  • Mengenalkan arti berbagi pada anak dengan merutinkan progam sedekah sarapan tiap jumat
Sekian indikator-indikator ini dibuat, setidaknya poin-poin diatas akan selalu menjadi pengingat diri dan menjadi bahan evaluasi untuk menuju pribadi yang baik dan bermanfaat.

Cibinong yang lagi galau (sebentar hujan, sebentar panas 😆) , 2 february 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lelaki Ku

Terpisah jarak dan waktu dari orang yang dicinta Pergi jauh dari tanah kelahiran demi wujudkan cita Tekad membaja sebagai bekal diri ...