Selasa, 25 Maret 2014

Si Peniru Ulung

Apa yang kita tanam itu lah yang akan kita panen
Guru kencing berdiri murid kencing berdiri
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya

Pepatah-pepatah diatas sangat familiar di telinga kita. Bisa dikatakan 100% pepatah tersebut juga terbukti dalam kehidupan sehari-hari, contoh yang paling dekat adalah dalam mendidik anak. Fayyad sekarang dalam fase-fase menjadi "peniru ulung". Usia sekitar 1-2 tahun mungkin dia hanya bisa meniru secara tindakan, sekarang menginjak usia 2y3m fayyad menjadi siaran ulang dari ucapan dan tindakan abi dan uminya.

Bagi saya ini adalah masa-masa yang sangat menyenangkan, sering kali saya menhan tawa melihat dia menirukan 'gaya kami' dalam memperlakukannya. Maknya saya ingin mendokumentasikan beberapa penggalan sketsa membersamainya dalam fase ini.

Sketsa 1: minta tolong

Saya selalu menerapkan kepada fayyad jika mau sesuatu, misalnya pengen minum susu harus pakai kata tolong. Suatu waktu saya lagi mengerjakan sesuatu:
Fayyad (F) : Mi, fayyad mau susu sambil ngerengek
Umi (U)     : mmm..kok gitu mintanya, cara nya gimana
F               : Mi, minta tolong ya..minta tolong susu fayyad
U              : Oke, sebentar ya nak, sebentar banget umi selesaikan dulu pekerjaan umi
F               : Ya....
tak lama setelah itu saya pun ambilkan susunya.
Selang beberapa hari, saya minta tolong sama fayyad, saat itu fayyad lagi asyik main mobil2an
U : Dek, tolong pijitin umi ya
F: Sebental ya mi, sebental banget..
 U : ^_^

Sketsa 2 : Ekspresi melihat rumah berantakan
Kalo fayyad sudah maennya kelewatan ' artinya berantakan banget..bangeet..' kadang saya suka spontan berucapa : Astagfirullahal'adzim ..siapa nih yang berantakin. Nah, malam tadi dia kan lagi maen mewarnai..seperti biasa bukunya akan bertebaran dimana-mana. sebelum diberesin kami bertiga keluar rumah sebentar makan malam. Nah, sepulangnya dari luar..pasa buka pintu dengan wajah innocentnya dia langsung bilang : "Astagh.....dziim...siapa yg belantakin nih".
Kembali saya cuma bisa menahan tawa. kenpa tawanya ditahan..karena klo saya ketawa dia jadi malu dan menurut saya itu akan mematikan kreativitas dan keberaniaanya. Bagi kita sih itu bisa jadi sesuatu yang lucu atau ga penting...tapi bagi batita itu adalah masa-masa merekan untuk berekspresi. Jika suka diketawain dari kecil biasanya anak2 nanti akan tumbuh jadi anak yang pemalu dan minder pada saat dewasa.

Apapun tindakan mereka, sekonyol apa pun itu...atau sesuatu yang kadang mungkin tidak penting jangan pernah dicuekin...selalu berikanlah tanggapan positif.

Sketas 3 : negosiasi

F : Mi, fayyad mau mobil2an, sepitol , dinosauus
U :  tadi maen odong-odongnya berapa?5 ribu ya?
F : iya....
U : Nah sekarang gimana kalo fayyad main odong-odongnya ga usah tiap hari dan ga usah lama-lama. bilang aja ke abangnya "bang odong-odongnya 2 lagu aja ya, ga usah lama-lama.fayyad mau nabung, mau beli mobil2an, sepitol"
beberapa hari kemudian dia kembali minta dibelikan mobil2an dan sepitol. saya langsung ingetin, umi bilang apa klo mau beli mobil2an? Spontan dia langsung berceloteh : klo mau beli mobil2an, sepitol abung dulu ya mi. maen odong2nya bental aja...bang 2 aja ya lagunya...fayyad mau abung mau beli mobil, sepitol.
Mulai saat itu klo pun ada odong2 lewat dia tidak nangis lagi minta naik odong2, sekali-sekali aja klo lagi kangen ama odong2nya :-)

Lihat lah, betapa polos dan jujurnya anak2. Lima tahun pertama dalam hidupnya adalah masa-masa emas perkembangan otak. Jika saat ini kita gunakan untuk menyemai benih2 yang berkualitas, memberikan contoh yang baik... saat mereka sudah beranjak dewasa nanti kita sudah bisa menikmati hasil panen yang berkualitas dan anak kita akan menjadi sesuai dengan harapan yang selalu kita selipkan dalam setiap do'a kita.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lelaki Ku

Terpisah jarak dan waktu dari orang yang dicinta Pergi jauh dari tanah kelahiran demi wujudkan cita Tekad membaja sebagai bekal diri ...